Jakarta (ANTARA) - Keluarga kopilot Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 Diego Mamahit mendatangi Posko Ante Mortem-DVI Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Ahad.
Pihak keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan kakak Diego bermaksud memberikan informasi data-data primer maupun sekunder yang diperlukan kepada tim forensik RS Polri.
"Menyerahkan sampel darah dan sidik jari. Sidik jari itu kami mau cari dari SKCK, sama dental atau gigi. Jadi, ada tiga yaitu darah, dental, dan sidik jari," ujar kakak kandung Diego Chris Mamahit saat ditemui di Posko Ante Mortem-DVI RS Polri, Jakarta Timur.
Chris mengatakan bahwa pihak keluarga sangat terkejut ketika mengetahui nama sang adik masuk dalam manifes pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak. Pasalnya, informasi yang diterima keluarga bahwa Diego akan bertugas menuju Padang, bukan Pontianak.
"Akan tetapi, setelah ada keluarga kami yang datang, ternyata itu rutenya Jakarta-Pontianak-Jakarta-Padang-Jakarta. Jadi, Padang itu nanti, bukan siangnya. Intinya dia harus ke Pontianak dahulu," kata Chris.
Chris mengatakan bahwa pihak keluarga tetap yakin bahwa Diego akan selamat.
Ia menyebut sang adik yang dikenal baik hati itu merupakan sosok yang tangguh dan mampu bertahan di tengah terburuk sekalipun.
"Kami tetap percaya bahwa Diego pasti selamat. Tuhan baik, Diego orang baik, dia sayang sama keluarganya, dia sayang sama kami semua," kata Chris dengan nada terisak.
Ia melanjutkan, "Kami percaya sampai detik ini kami percaya Diego selamat. Dia bisa berjuang, dia sudah diajari buat recovery kalau terjadi kejadian terburuk apa pun."
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak di posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. Sementara itu, 12 kru terdiri atas enam kru aktif dan enam kru ekstra.
Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik kepolisian, TNI, maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejumlah armada angkatan laut milik TNI dikerahkan, sekitar 10 kapal diterjunkan ke lokasi diduga jatuhnya pesawat di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Di antara kapal-kapal TNI AL yang dikerahkan, yakni KRI Teluk Gilimanuk-531 mengangkut para kru SAR dan juga awak media, KRI Rigel-933 milik Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal).
Berita Terkait
Sriwijaya Air gelar pertemuan dengan keluarga korban SJ 182
Selasa, 19 Januari 2021 17:46
Jenazah pramugara Sriwijaya Air Okky Bisma diserahkan kepada keluarga
Kamis, 14 Januari 2021 11:25
Tim psikolog HIMSI Kalimantan Barat bantu keluarga penumpang Sriwijaya Air
Rabu, 13 Januari 2021 7:59
Sriwijaya Air akan antar jenazah korban pesawat sesuai kemauan keluarga
Selasa, 12 Januari 2021 14:23
Keluarga korban Sriwijaya Air tunggu proses identifikasi di RS Polri
Selasa, 12 Januari 2021 14:01
Tim DVI RS Polri terima 58 sampel DNA keluarga korban Sriwijaya Air
Selasa, 12 Januari 2021 11:05
Duka selimuti keluarga pramugari Sriwijaya Oke Dhurrotul Jannah di Bandung Barat
Senin, 11 Januari 2021 19:32
Gubernur Nurdin Abdullah kunjungi keluarga korban Sriwijaya Air
Senin, 11 Januari 2021 15:39