Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerukan langkah-langkah luar biasa di tataran global untuk mengendalikan dan mengatasi dampak perubahan iklim dalam konferensi tingkat tinggi mengenai adaptasi iklim.
"Dampak iklim sangat nyata di hadapan kita. Apalagi untuk negara-negara kepulauan seperti Indonesia," kata Presiden sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi Sekretariat Presiden yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dalam konferensi tingkat tinggi Climate Adaptation Summit (CAS) 2021 yang diselenggarakan secara virtual, Presiden mengemukakan bahwa perubahan siklus iklim mengharuskan para petani dan nelayan di Indonesia beradaptasi supaya bisa mempertahankan diri.
Peningkatan muka air laut juga telah memaksa penduduk pesisir dan pulau-pulau kecil berjuang untuk dapat bertahan.
Sementara itu, pandemi COVID-19 yang melanda setidaknya 215 negara di dunia termasuk Indonesia membuat tantangan untuk mengatasi dampak perubahan iklim menjadi semakin kompleks dan berat.
"Untuk itu, kita harus mengambil langkah luar biasa," kata Presiden Jokowi.
Menurut dia, langkah luar biasa pertama yang harus dilakukan ialah memastikan semua negara memenuhi kontribusi nasional bagi penanganan perubahan iklim (Nationally Determined Contribution/NDC).
"Indonesia telah memutakhirkan NDC untuk meningkatkan ketahanan dan kapasitas adaptasi," katanya.
Selanjutnya, Presiden mengatakan, seluruh potensi masyarakat harus dapat digerakkan untuk secara bersama-sama menumbuhkan kesadaran dalam mengendalikan perubahan iklim dan menanggulangi dampak perubahan iklim.
"Indonesia melibatkan masyarakat untuk mengendalikan perubahan iklim melalui program Kampung Iklim yang mencakup 20 ribu desa di tahun 2024," katanya.
Langkah luar biasa berikutnya, menurut Presiden, adalah penguatan kemitraan global, termasuk kerja sama peningkatan kapasitas dalam menghadapi perubahan iklim bagi negara-negara di kawasan Pasifik.
"Tentunya negara maju harus memenuhi komitmennya," katanya.
Presiden mengemukakan bahwa langkah luar biasa yang keempat adalah melanjutkan pembangunan berkonsep hijau untuk dunia yang lebih baik.
Presiden berharap konferensi tingkat tinggi CAS 2021 dapat berdampak pada peningkatan aksi melalui solidaritas, kolaborasi, dan kepemimpinan kolektif global dalam upaya pengendalian dan penanggulangan dampak perubahan iklim.
Konferensi tingkat tinggi CAS merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat dan meningkatkan upaya global dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Dalam konferensi yang tahun ini dilaksanakan via daring, Belanda bertindak menjadi tuan rumah.
Konferensi itu dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres, Co-Chair Global Commission on Adaptation Ban Ki-moon, pemimpin institusi perekonomian dan pembangunan internasional, serta kepala negara atau kepala pemerintahan dari 22 negara.