Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan fenomena surya "pethak" atau matahari tampak memutih berpotensi terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
"Setiap wilayah di seluruh indonesia berpotensi mengalami surya 'pethak'," kata peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lapan Andi Pangerang saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan fenomena surya "pethak" adalah saat matahari merona putih selama siang hari sejak terbit hingga terbenamnya.
Menurut dia jika dikaitkan dengan musim, surya "pethak" umumnya hanya terjadi di musim-musim penghujan, di mana saat itu penguapan air cenderung tinggi sehingga kabut awan lebih mudah terbentuk.
"Surya 'pethak' hanya bisa terjadi jika kualitas udara di lokasi pengamatan kurang baik, dan dari sisi meteorologis, lokasi tersebut tertutup kabut awan, sehingga penghamburan (scattering) tidak sekuat ketika langit bersih dan cerah," katanya.
Penyebab yang memungkinkan surya "pethak" dapat terjadi, kata dia, adalah letusan gunung berapi dan perubahan sirkulasi air laut yang dapat memengaruhi penguapan dan pembentukan awan.
Secara harfiah, katanya, surya "pethak" bermakna matahari tampak memutih. Surya "pethak" dapat dimaknai sebagai alam sunya ruri atau siang hari yang temaram seperti malam hari. Siang hari yang dimaksud di sini adalah dihitung sejak matahari terbit hingga matahari terbenam.
Menurut dia sinar matahari yang biasa kemerahan ketika terbit dan terbenam akan memutih, sedangkan ketika matahari meninggi, sinar matahari tidak begitu terik dikarenakan terhalang oleh semacam kabut awan.
Kejadian tersebut dapat berlangsung selama tujuh hingga empat puluh hari paling lama.
Efek dari surya "pethak" dapat membuat suhu permukaan bumi menjadi lebih dingin, sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan optimal dan manusia akan mudah menggigil, demikian Andi Pangerang.
Berita Terkait
Imigrasi tingkatkan pengawasan tenaga kerja asing asal India di Lapan Biak
Kamis, 2 Juni 2022 12:43
Lapan evaluasi penampakan benda bercahaya dilangit Kota Bandung
Jumat, 30 Juli 2021 14:43
LAPAN perkirakan awal Ramadhan 1442 H bakal seragam ditetapkan 13 April
Selasa, 30 Maret 2021 16:28
LAPAN : Fenomena Hari Tanpa Bayangan ada di Jakarta Kamis tengah hari
Kamis, 4 Maret 2021 9:56
Peneliti Lapan: Dampak gerhana bulan penumbra tidak mengkhawatirkan pelayaran
Kamis, 26 November 2020 16:09
Lapan selenggarakan Festival Sains Antariksa 2020 secara daring
Senin, 5 Oktober 2020 15:17
LAPAN catat terjadi fenomena bulan purnama hingga ekuinoks pada September
Selasa, 1 September 2020 4:34
LAPAN waspadai cuaca antariksa dapat berpengaruh terhadap Bumi
Selasa, 1 September 2020 4:27