Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengemukakan produksi alat S-Gene Target Failure (SGTF) atau tes PCR yang bisa mendeteksi virus dalam 4-6 jam sebagai indikasi awal COVID-19 varian Omicron rampung pada akhir Januari 2022.
"Sekarang sudah kita siapkan mudah-mudahan bisa selesai produksinya akhir bulan ini nanti itu kita sebar," kata Budi Gunadi Sadikin saat hadir di Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diikuti dari YouTube Komisi IX DPR RI di Jakarta, Selasa.
Budi mengatakan alat SGTF merupakan solusi tes cepat terhadap indikasi Omicron di Indonesia menyusul penggunaan alat genom sekuensing relatif mahal serta membutuhkan hasil yang lebih lama, yakni berkisar enam hingga tujuh hari.
"Genom sekuensing itu hanya ada di 12 laboratorium dan sekali tes satu reagennya Rp5 juta sampai Rp6 juta," ujarnya.
Budi mengatakan laporan dari hasil genom sekuensing yang relatif lama disebabkan jumlah laboratorium khusus genom sekuensing di Indonesia berjumlah 12 unit dengan jumlah alat tes 15 unit.
Sementara penggunaan alat tes PCR membutuhkan biaya berkisar Rp300 ribu per sampel dengan jumlah laboratorium pemeriksaan mencapai 1.100 unit di Indonesia.
"Nah sekarang pertanyaannya apakah kita mau gunakan genom sekuensing?, sebenarnya tidak perlu secara epidemiologis," katanya.
Ia mengatakan metode genom sekuensing diperlukan untuk melihat pola penyebaran varian COVID-19 dan melakukan upaya pencegahan secara dini.
"Genom sekuensing kita pakai di awal untuk melihat pola penyebaran, tapi kalau nanti semuanya sudah seperti Delta, ya sudah pakai tas PCR saja," katanya.
Budi menambahkan metode deteksi COVID-19 menggunakan tes antigen maupun PCR masih efektif untuk dilakukan. "Tapi masih lebih bagus PCR karena gold standard. Baik antigen maupun PCR terkonfirmasi masih bisa dan masih baik untuk mendeteksi virus COVID-19 apapun variannya," katanya.
Tapi untuk memisahkan varian Alfa, Beta, Delta, Gamma, atau Omicron perlu dibedakan memakai alat genom sekuensing.
"Tapi tetap karena sekarang kita pakai genom sekuensing berat, sekarang sudah ada variasi tes PCR yang namanya SGTF yang bisa mendeteksi mutasi tertentu yang unik seperti Omicron," katanya.
Berita Terkait
Memahami komponen varian COVID-19 Omicron dan subvariannya
Kamis, 7 April 2022 8:48
Kasus aktif COVID-19 Papua Barat capai 1.768 orang
Minggu, 6 Maret 2022 3:27
Varian Omicron COVID-19 ditemukan di empat daerah Papua
Kamis, 17 Februari 2022 3:41
Kemenkes mencatat 68 persen pasien COVID-19 meninggal karena belum vaksin
Rabu, 16 Februari 2022 11:26
Khasiat air kelapa menjaga kesehatan tubuh di tengah lonjakan omicron
Senin, 14 Februari 2022 12:21
Pakar ingatkan tetap waspada Omicron meski gejalanya ringan
Minggu, 13 Februari 2022 15:56
Wakil Ketua MPR RI minta kebijakan protokol kesehatan harus tegas
Jumat, 11 Februari 2022 17:53
Satgas COVID Jayawijaya minta masyarakat meningkatkan disiplin prokes
Jumat, 11 Februari 2022 16:20