Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan Indonesia mampu tetap tumbuh meski menghadapi krisis, termasuk krisis akibat pandemi COVID-19.
Dalam Indonesia Economic Outlook 2022 di Jakarta, Selasa, Bahlil Lahadalia mengatakan pertumbuhan itu ditunjukkan dari tercapainya target realisasi investasi 2021 yang dipatok sebesar Rp900 triliun.
"Di kuartal keempat (2021), saya kasih bocoran, target investasi kita tercapai. Lebihnya berapa, saya belum bisa umumkan sekarang. Hari Kamis (27/1) itu (diumumkan) realisasi investasi," kata Bahlil Lahadalia.
Bahlil menuturkan tercapainya target realisasi investasi itu juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, investasi bersama dengan konsumsi dan ekspor impor merupakan turut mendukung kinerja ekonomi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan I 2021 sebesar minus 0,74 persen, triwulan II 7,07 persen dan triwulan III 3,51 persen.
"Di kuartal IV, analisa saya berdasarkan data impor barang modal dan bahan baku, serta realisasi investasi, pertumbuhan ekonomi kita akan tumbuh di kisaran 4,8 persen sampai dengan 5 persen," kata Bahlil Lahadalia.
Dengan capaian tersebut, maka secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun kedua mengalami pandemi diperkirakan bisa mencapai 3,75 persen hingga 4 persen.
"Kalau ini terjadi, maka kumulatif pertumbuhan ekonomi kita dalam satu tahun yang masih COVID 2021 itu bisa mencapai 3,75 persen sampai dengan 4 persen. Itu menunjukkan bahwa Indonesia, sekalipun dihadapkan pada persoalan krisis, ini masih terus kita jalan," pungkasnya.