Jayapura (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Jayapura, Provinsi Papua Frans Pekey mengatakan kolaborasi antar semua pihak menjadi kunci dalam pengendalian bencana banjir di wilayah tersebut.
Menurut Pekey, secara kondisi geografis dan demografis Kota Jayapura tergolong dalam klasifikasi ancaman bencana menengah secara nasional di peringkat ke 406 untuk kategori multi bencana seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, kebakaran dan abrasi pantai.
"Hal tersebut berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) pada 2020 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB," katanya saat workshop pengendalian banjir di Kota Jayapura, dalam keterangan, Kamis.
Dia menjelaskan pihaknya berharap dalam workshop menjadi langkah penting untuk mempersiapkan atau menimbulkan pemahaman bersama dalam pengendalian bencana.
"Tetapi juga mengasah kemampuan memitigasi bencana alam dan memahami apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana," ujarnya.
Dia menambahkan pihaknya mengimbau kepada masyarakat Kota Jayapura harus mempunyai kesiapsiagaan terhadap bencana banjir dikarenakan potensi curah hujan pada musim penghujung akan sangat tinggi.
"Mengingat banyaknya permukiman yang dibangun dekat daerah rawan bencana sehingga upaya membangun kesiapsiagaan sejak dini bagi masyarakat sangat perlu dilakukan," katanya lagi.
Workshop pengendalian banjir di Kota Jayapura dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat, pimpinan Organisasi Pimpinan Daerah (OPD), akademisi dan komunitas pecinta lingkungan.
Sementara pembicara dalam workshop tersebut yakni Rektor Universitas Cenderawasih Apolo Safanpo dan Kepala Dinas PUPR Kota Jayapura Nofdi Rampi serta dari Dinas PUPR Provinsi Papua dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) eksekutif daerah Papua.