Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua, melalui Dinas Kesehatan berhasil menurunkan angka kasus stunting atau kekerdilan anak dari tahun 2018 sebesar 20,24 persen menjadi sebesar 6,59 persen pada 2022.
"Penanganan kasus stunting dilakukan Dinas Kesehatan bersama sejumlah organisasi perangkat daerah dalam kurun waktu lima tahun telah meningkatkan capaian keberhasilan," ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Biak Numfor, Parlin usai forum koordinasi penanganan stunting di Biak, Jumat.
Parlin menyebutkan angka kasus stunting pada tahun 2018 sebesar 20,24 persen, 2019 sebesar 18,74 persen, tahun 2020 sebesar 11,4 persen, tahun 2021 sebesar 9,43 persen serta hingga Februari tahun 2022 sebesar 6,59 persen.
"Karena penanganan kasus stunting di Kabupaten Biak Numfor dinilai berhasil maka pada tahun 2023 tidak lagi dalam locus secara nasional," ujar Parlin.
Menurut Parlin, kasus stunting merupakan gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Disebutkan Parlin, seorang anak bisa dikatakan mengalami gangguan tersebut bila tinggi badan kurang menurut usia mereka.
"Lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak yang ditetapkan World Health Organization (WHO)," kata Parlin.
Parlin mengatakan stunting yang terjadi pada awal kehidupan, terutama pada 1.000 hari pertama sejak pembuahan sampai usia dua tahun.
"Stunting atau kasus kekerdilan tumbuh kembang anak bisa menyebabkan banyak dampak merugikan bagi anak," katanya.
Stunting, menurut Parlin, tidak hanya membuat pengidapnya memiliki tubuh terlalu pendek untuk usianya dan tidak berkembang dengan sempurna.
Upaya Pemkab Biak Numfor menangani stunting, lanjut Parlin, melakukan aksi nyata kegiatan dengan melibatkan lintas organisasi perangkat daerah serta pemangku kepentingan lainnya di Kabupaten Biak Numfor.
"Kolaborasi dan gotong royong bersama-sama terlibat dalam aksi nyata pencegahan stunting," harap Parlin.
Dinkes menghimbau orang tua terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak.
"Bawa anak secara berkala ke posyandu maupun klinik anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya," imbuhnya.
Pertemuan publikasi stunting Pemkab Biak Numfor dibuka Pelaksana Harian Sekda Biak Lot L. Jensenem pada Jumat (25/11).