Wamena (ANTARA) - Petani buah naga di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan termotivasi mengisi bahkan memenuhi permintaan pasar atau permintaan sejumlah supermarket yang ada di pusat kota ini.
Kepala Bidang (Kabid) Hortikultura di Dinas Pertanian (Distan) Jayawijaya, Yus Kenelak di Wamena, Minggu, mengatakan awalnya masyarakat hanya menanam buah naga di halaman sebagai hiasan dan konsumsi pribadi.
"Sebelumnya itu masyarakat tanam satu-dua bedeng saja di halaman rumah, tetapi setelah mereka lihat pendapatan dari buah merah cukup baik, sekarang mereka mulai membuka lahan dalam skala hektare," katanya
Ia memastikan hampir sebagian besar distrik di Kabupaten Jayawijaya memiliki tanah yang sangat mendukung untuk pengembangan buah naga sehingga pemerintah ikut mendorong masyarakat bisa menanam tumbuhan itu.
"Kami tidak mendukung dalam bentuk dana melainkan penyediaan bibit buah naga untuk dibagi kepada petani tahun ini ada 100 atau 500 stek buah naga. Kalau petani mau budi daya secara teratur, kita siap membantu mereka," katanya.
Saat ini belum banyak petani buah naga sehingga kebutuhan pasar masih terpenuhi. Kelompok budi daya buah naga yang sampai sekarang masih memproduksi buah naga, berada di Distrik Siepkossy.
"Pelatihan kepada petani mulai dari tahapan tanam, perawatan agar hasil produksi berkualitas, termasuk untuk bagaimana memasarkan hasil pertanian petani mereka itu kami lakukan," katanya.
Selama ini untuk memenuhi permintaan pasar, biasanya pedagang atau beberapa supermarket mendatangkan dari Jayapura melalui jalur penerbangan.
Hal ini mengakibatkan harga buah naga cukup mahal atau berada pada kisaran harga Rp60 ribu hingga 100 ribu per buah sebab dihitung berdasarkan timbangan dari pesawat, angkut maupun keuntungan yang diperoleh pedagang.
"Dari Agro itu yang biasa pesan, mereka telepon ke kita, kita langsung sampaikan dan untuk mereka datang beli di petani," katanya.
Walaupun masyarakat Jayawijaya pada umumnya lebih terbiasa dengan pengembangan kebun ubi, sayur-mayur, dinas pertanian memotivasi mereka untuk mengembangkan komoditas lain seperti buah naga maupun stroberi asal Jayawijaya.
"Stroberi juga kami dukung sebab banyak peminat," katanya.