Sentani (ANTARA) - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Papua, mengatakan pihaknya telah melakukan pengamatan musim hujan untuk sepuluh hari ke depan sejak Februari 2023.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Yustus Rumakiek, kepada Antara, di Jayapura, Jumat, mengatakan ada beberapa kabupaten yang masuk dalam zona musim (ZOM) tipe monsunal atau perbedaan jelas antara musim hujan dan periode musim kemarau.
"Diantaranya Kabupaten Jayapura, Jayawijaya, Lanny Jaya, Merauke, Pegunungan Bintang, Sarmi, Yahukimo, Yalimo, Mamberamo Tengah, Tolikara, Puncak, Puncak Jaya, sebagian wilayah Nduga dan Keerom,” katanya.
Menurut Yustus, sementara ini kota Jayapura memiliki tipe hujan satu musim yakni musim hujan sepanjang tahun, puncaknya diperkirakan akan melemah pada Maret 2023.
“Saat ini curah hujan yang terjadi berkisar pada kategori rendah hingga menengah, yang didominasi oleh curah hujan menengah,” ujarnya.
Dia menjelaskan curah hujan terendah terjadi di Kabupaten Paniai dan Sorong, sementara itu curah hujan tertinggi terjadi di Kabupaten Jayapura.
“Berdasarkan pantauan kondisi dinamika atmosfer terkini pada 2 Maret 2023, saat ini terpantau fase dingin sedang aktif namun dengan kategori lemah menuju netral,” katanya.
Dia menambahkan gangguan pada skala luas seperti adanya belokan angin di wilayah Papua, serta aktifnya gelombang yang berpotensi mengumpulkan awan hujan dengan perbandingan yang lebih luas.