Sentani (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua memaksimalkan penyuluh pertanian di 19 distrik untuk mengembangkan komoditas sagu unggulan jenis Rondo, Yeba dan Dowbeta untuk dijadikan pangan lokal pengganti beras yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kabupaten Jayapura David Zakaria di Jayapura, Minggu mengatakan fungsi pendampingan terus dilakukan kepada warga untuk terus membudidayakan tiga jenis sagu tahun ini yang kisaran luasnya 100 hektare.
“Sejauh in jenis sagu itu banyak, tetapi yang sudah diklaim dan memiliki dokumen resmi karena melewati proses penelitian yang panjang ada delapan jenis, tahun ini tiga jenis sudah dilepas ke publik untuk diketahui,” katanya.
Menurutnya, pengembangan budidaya sagu sangat perlu dilakukan oleh masyarakat di semua wilayah untuk dapat menjaga cadangan pangan sehingga tidak tergantung kepada beras.
“Saya berharap semua elemen masyarakat dapat peduli dengan pembudidayaan sagu karena jenis sagu yang dimiliki daerah ini telah tercatat sebagai salah satu ketahanan pangan dunia,” ujarnya.
David menjelaskan lima jenis sagu yang telah diketahui sebelumnya adalah Rindo, Para, Yeba, Bata (dari wilayah Sentani) dan Dowbeta (dari wilayah Sabron-Genyem) juga ikut didorong oleh pihaknya untuk dikembangkan.
“Kita tahu sagu kalau dikelola dengan baik maka dapat meningkatkan nilai ekonomi, karena produk hasil olahan sagu bisa dijadikan banyak macam dan ini harus dikembangkan,” katanya.
Dia menambahkan sagu memiliki nutrisi terbanyak adalah karbohidrat murni dan masuk dalam kategori makronutrien yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak untuk bahan energi dan fungsi otak.
“Fungsi yang begitu besar maka kami dan dinas terkait tingkat provinsi setiap tahun melakukan penataan terhadap kawasan sagu dengan memberikan bibit kepada masyarakat untuk sadar betapa besar manfaatnya sehingga wajib dijaga,”ujarnya.