Jayapura (ANTARA) - Indonesia memiliki beberapa provinsi yang berhadapan langsung dengan negara lain, salah satunya Papua, di mana wilayah paling timur itu berbatasan dengan Papua Niugini (PNG).
Papua memiliki kota dan beberapa kabupaten yang berbatasan dengan PNG, yakni Kota Jayapura; Kabupaten Keerom; Pegunungan Bintang, Papua Tengah; Merauke; dan Kabupaten Bovendigoel, Papua Selatan.
Dari lima wilayah tersebut, baru tiga yang dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yakni Kota Jayapura; Papua, Merauke; dan Kabupaten Bovendigoel, Papua Selatan, sisanya masih dalam proses pembangunan.
Kehadiran PLBN sendiri merupakan angin segar bagi perekonomian masyarakat Papua karena bakal menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Keberadaan PLBN-PLBN tersebut membuka sekat warga masyarakat dua negara bertentangga tersebut sehingga mobilitas manusia juga bakal diikuti dengan pergerakan barang.
Pergerakan manusia dan barang tersebut akan meningkatkan perputaran ekonomi. Alhasil, bakal menciptakan tetesan-tetesan kesejahteraan bagi warga Papua dan PNG.
Untuk itu Pemerintah Provinsi Papua mengajak pelaku usaha tanggap memanfaatkan kehadiran PLBN yang telah dibangun Pemerintah.
“Pemerintah sudah membangun fasilitas yang luar biasa, ini bukan hanya untuk aktivitas lintas batas biasa, melainkan bagaimana masyarakat manfaatkan fasilitas untuk kerja sama ekonomi,” kata Pelaksana Tugas Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Papua Suzana Wanggai.
Fasilitas yang tersedia, antara lain, pasar moderen, jaringan transportasi, pusat logistik, akomodasi, layanan bisnis, dan beberapa penunjang lainnya.
Peluang membuka kerja sama dengan negara tetangga terbuka lebar karena potensi perekonomian masing-masing beserta dukungan masing-masing PLBN.
Beberapa provinsi di Papua Nugini yang berbatasan daratan dengan Tanah Papua merupakan potensi besar dan Kadin setempat bisa membuka kontak bisnis dengan pengusaha di negara tetangga itu.
Fasilitas yang telah dibangun Pemerintah di daerah perbatasan belum dimanfaatkan dengan optimal sehingga sudah saatnya pebisnis dan warga dapat mengambil peluang itu.
Jadi, pelaku usaha di Papua harus lebih dulu mengambil peluang itu, jangan sampai orang dari luar yang datang memanfaatkan potensi tersebut. Saatnya pelaku usaha di Papua mulai menggarap pasar di PNG.
Daerah perbatasan kini bukan lagi kawasan terbelakang, melainkan justru terdepan karena sudah dibangun gedung megah PLBN di perbatasan beserta fasilitas lengkap.
Oleh karena itu pelaku usaha atau dari pebisnis yang berhimpun dalam Kadin harus mengambil peluang tersebut sehingga keberadaan PLBN menjadi sarana sumber ekonomi baru.
Bisnis selalu menyajikan tantangan baru sehingga sudah selayaknya tidak menjadikan Papua Nugini sebagai kawasan yang susah ditembus oleh beragam produk Indonesia.
Sudah saatnya pelaku usaha menjajaki kerja sama ini dan menggarap potensi-potensi ekonomi dan memasarkan komoditas ke Papua Nugini.
Syarat ekspor mudah
Selain fasilitas memadai, Pemerintah juga memberi kemudahan-kemudahan perizinan untuk mengekspor barang melalui Kantor Bea Cukai Jayapura.
Oleh karena itu, Kepala Kantor Bea Cukai Jayapura Adeltus Lolok mengajak pelaku usaha di Papua menjadi eksportir, sebab Pemerintah telah memberikan dukungan kemudahan-kemudahan untuk melakukan ekspor.
Pengurusan perizinan ekspor kini sudah bisa secara online, persyaratan yang diberikan juga makin sedikit sehingga mempermudah ekspotir menjalankan usahanya.
Papua memiliki potensi ekspor sumber daya alam mulai dari perikanan, pertanian, dan peternakan.
Pemerintah mengajak pelaku UMKM Papua mengekspor hasil bumi ke Papua Nugini, apalagi secara geografis terhubung melalui jalur darat, terutama yang sudah ada PLBN.
Adapun potensi yang bisa diekspor ke PNG, antara lain, ikan, telur, daging ayam, sayuran, dan beberapa komoditas lainnya.
Yang diperlukan saat ini, pengusaha harus tahu apa saja persyaratan-persyaratan ekspornya terutama ke Papua Nugini.
Bea Cukai Jayapura menegaskan siap membantu pengusaha yang melakukan ekspor ke PNG. Sudah saatnya pelaku UMKM Papua melihat setiap peluang bisnis yang ada termasuk di PNG.
Peluang yang ada harus dimanfaatkan oleh pelaku UMKM, apalagi kini telah ada kapal yang langsung ekspor dari Jayapura ke Wewak-Vanimo.
Tawarkan sektor riil
Wakil Ketua Bidang Pengembangan Kawasan Perbatasan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Papua Jacleana Walintina Joku siap membangun kerja sama dengan para pengusaha dari Papua Nugini, dengan menawarkan bisnis di sektor riil, yakni usaha perdagangan khususnya yang melibatkan UMKM.
Beragam produk berpeluang besar masuk ke Papua Nugini dan kawasan Pasifik, apalagi perputaran uang di perbatasan cepat sekali.
Di Papua banyak produk pangan, antara lain, kopi, beras, sagu, dan beberapa jenis pangan lainnya.
Kerja sama bisnis tersebut bakal memajukan perekonomian Papua, apalagi Papua memiliki empat daerah perbatasan dengan PNG.
Kadin Papua juga telah menyurati Kadin Pusat agar menjadikan Jayapura sebagai pintu keluar bagi barang-barang yang diekspor ke PNG.
Ada beberapa pertimbangan menjadikan PLBN Skouw sebagai pintu keluar, di antaranya jalan menuju perbatasan bagus dan fasilitas di PLBN Skouw dapat menunjang kegiatan ekspor.
Dengan dijadikannya Kota Jayapura sebagai pintu gerbang masuknya berbagai komoditas ke PNG, maka keberadaan PLBN sebagai pintu keluar masuk barang dan orang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Saat ini sudah ada pengusaha yang mengekspor beberapa komoditas ke PNG, namun masih dalam skala kecil karena baru melibatkan keluarga yang bermukim di Papua Nugini.
Saatnya Papua garap pasar ekspor ke Papua Niugini via PLBN
Oleh : Qadri Pratiwi Oleh Qadri Pratiwi