Sentani (ANTARA) - Penjabat Bupati Jayapura Semuel Siriwa menyatakan stunting atau pertumbuhan lambat pada anak harus menjadi fokus dalam peningkatan kapasitas ibu dan balita.
“Tim penanganan stunting harus memastikan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita memperoleh pelayanan kesehatan dan gizi yang baik sehingga dapat mencegah stunting kepada mereka,” kata Semuel Siriwa di Sentani, Selasa.
Semuel menjelaskan, saat ini prevalensi stunting di daerahnya berada di angka 12,3 persen berdasarkan survei kesehatan Indonesia (SKI) saat ini.
“Angka ini harus terus dipertahankan termasuk bagus karena angka prevalensi stunting nasional 14 persen, sehingga kebutuhan gizi dan kesehatan ibu dan balita terus dijaga,” ujarnya.
Dia menjelaskan pula, Kabupaten Jayapura mempunyai 25 kampung yang menjadi locus atau pusat pelayanan penanganan stunting pada tahun 2025.
“Coba tim yang terbentuk itu harus memantau setiap hari, minggu, dan bulan perkembangan ibu dan balita di 25 kampung tersebut, sehingga masyarakat mengetahui sejauh mana penanganan yang sudah dilakukan,” katanya.
Dia menambahkan, tim penanganan stunting di dalamnya organisasi perangkat daerah (OPD) teknis yang setiap tugas pokok dan fungsinya disesuaikan dengan latar belakang OPD itu.
“Dinas kesehatan memperhatikan kesehatan ibu dan balita, dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana memastikan makanan tambahan, dinas Kelautan dan perikanan memberikan makanan berprotein tinggi dari ikan, dan ini contoh tugas pokok dan fungsi setiap OPD dalam intervensi kepada ibu dan balita di 25 kampung itu,” ujarnya.
Dia berharap angka prevalensi stunting di daerahnya pada tahun 2024 tetap berada di bawah target nasional 14 persen, dan kondisi ibu dan balita di Kabupaten Jayapura tetap sehat sehingga generasi emas yang diharapkan bisa tercapai.