Jayapura (Antara Papua) - Bangi Kopitiam, salah satu perusahaan waralaba asal negeri jiran Malaysia yang fokus di bisnis kuliner, mulai memperluas jaringan usaha ke wilayah timur Indonesia, dengan membuka `outlet` di Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua.
Owner atau Master Franchises Bangi Kopitiam Indonesia, Mulyadi Praminta, saat berada di Kota Jayapura, Papua, Senin, mengatakan "outlet" yang dibuka di ibukota Provinsi Papua itu merupakan yang ke-55.
"Kami masuk ke Indonesia kurang lebih empat tahun terakhir dengan outlet pertama di Pesanggrahan, Jakarta dan di Kota Jayapura merupakan yang pertama dan ke 55 diseluruh tanah air," katanya disela-sela `Soft Opening` Bangi Kopitiam Jayapura.
Ia mengemukakan bahwa ide dibentuknya kedai atau Bangi Kopitiam itu berawal dari dua orang rekannya asal Malaysia yang mencari peruntungan di Kuala Lumpur.
"Nama Bangi itu berasal dari nama jalan di Kota Baru, Malaysia, kemudian digabungkan dengan nama Kopitiam. Jadi otlet pertama itu namanya Bangi Kopitiam hingga menjadi franchises," kata Mulyadi yang mulanya menggeluti bisnis "printing".
Kota Jayapura, bagi Mulyadi merupakan kota berkembang yang juga sudah menjadi tujuan wisata bagi turis lokal dan asing, sehingga dirasakan membutuhkan suatu tempat yang memadai.
Jika animo di ibukota Provinsi Papua menunjukkan tren positif, maka Bangi Kopitiam juga akan melirik ke wilayah lainnya di Papua seperti di Manowari dan Sorong, Papua Barat.
"Papua kami lihat sudah cocok untuk usaha seperti ini, sebelumnya kami baru mempunyai outlet di Makasar dalam setahun belakangan ini. Kami terbuka bagi siapa saja yang ingin membuka Bangi Kopitiam dengan modal kurang lebih Rp2,5 miliar," katanya.
Sementara itu Elvira Riani, Owner Bangi Kopitiam Jayapura menuturkan ketertarikannya untuk membuka usaha waralaba tersebut karena melihat di Kota Jayapura masih kurang tempat nongkrong bagi kaum menengah kebawah seperti di kota besar lainnya di Indonesia.
"Saya ingin di Jayapura itu ada suatu tempat nongkrong bagi semua kalangan dengan harga terjangkau dengan memiliki pelayanan yang baik serta menu yang lain dari biasanya," katanya.
Mengenai rekrutan para karyawan Bangi Kopitiam Jayapura, Elvira yang juga merupakan jebolan S1 Ekonomi Universitas Atma Jaya Jakarta itu juga menyampaikan bahwa pihaknya menggunakan tenaga lokal Papua selain mendatangkan dari luar Papua.
"Kehadiran Bangi Kopitiam di Kota Jayapura juga selain bisnis untuk membuka lapangan kerja bagi putra-putri asli Papua yang ingin bekerja dibidang swasta khususnya dibisnis kuliner. Dari 30 karyawan saya, setengah asli Papua," kata Elvira yang berencana menggelat "grand opening" Bangi Kopitiam Jayapura usai Imlek 19 Januari 2015.
Terkait menu yang tersedia, Manejer Operasional Bangi Kopitiam Feriyanto menjelaskan bahwa ada 200 item makanan khas melayu tempo dulu yang disediakan dengan harga yang terjangkau bagi semua kalangan.
"Selain menyediakan kopitiam, sebagai ciri khas sebuah kedai atau warung kopi, kami juga menyediakan menu khas melayu. Dan dalam tiga atau enam bulan juga menyediakan menu baru," katanya. (*)