Timika (Antara Papua) - Kapal Klinik Terapung milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) segera tiba di Timika, Papua, untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga di wilayah pesisir Kabupaten Mimika itu.
Wakil Sekretaris Eksekutif Bidang Program LPMAK Yohanis Arwakon kepada Antara di Timika, Senin mengatakan kapal klinik terapung tersebut sudah melakukan uji coba pelayaran di sekitar perairan Surabaya, Jawa Timur. Diperkirakan tiga pekan lagi kapal tersebut berlayar ke Timika.
"Kita sudah mengurus izin berlayar di Syahbandar dan lain-lainnya. Yang pasti, dalam waktu dekat kapal itu sudah berangkat dari Surabaya ke Timika," jelasnya.
Menurut dia, kapal klinik terapung tersebut nantinya dioperasikan sendiri oleh LPMAK dengan fokus utama memberikan layanan kesehatan warga di kampung-kampung pesisir Mimika.
Kapal klinik terapung tersebut dirakit di galangan kapal PT Indo Raya Surabaya.
Pengoperasian kapal tersebut untuk sementara waktu dipercayakan kepada pihak PT Indo Raya Surabaya sambil melatih putra-putri Suku Amungme dan Kamoro yang nantinya dipercaya untuk mengoperasikan kapal tersebut.
"Kapal ini akan berlayar ke kampung-kampung (desa, red) kemudian tim kesehatan turun sejenak memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kalau ada pasien yang sakit gawat darurat langsung dievakuasi menggunakan kapal klinik terapung ke Timika. Kami juga menyiapkan sebuah klinik transit di Jembatan Paumako II. Begitu pasien datang dari kampung, maka langsung disiapkan ambulans untuk membawa pasien ke rumah sakit di Timika," jelas Sekretaris Eksekutif LPMAK Emanuel Kemong beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, kapal klinik terapung ini nantinya dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang selama ini terlibat dalam kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat pesisir Mimika baik Biro Kesehatan LPMAK, Dinkes Mimika, RSMM, RSUD maupun puskesmas-puskesmas di wilayah pesisir.
Kapal dengan panjang 17 meter dan lebar 8 meter itu dilengkapi dengan kamar bedah, ruang tunggu pasien, poliklinik, ruang opname, ruang obat dan ruang dokter.
"Semua sudah disiapkan, termasuk obat-obatan dan tim medis yang nantinya akan memberikan pelayanan kesehatan di wilayah pesisir. Kapal klinik terapung ini termasuk yang paling lengkap untuk kawasan timur Indonesia," ujarnya.
Kapal berbahan aluminium atau logam putih perak, ringan, yang seluruh materialnya didatangkan dari Australia dirakit oleh PT Indo Raya Surabaya.
Untuk pengadaan kapal klinik terapung tersebut, LPMAK menggelontorkan dana lebih dari Rp10 miliar. Biaya pembuatan kapal sedikit lebih mahal karena kapal klinik terapung tersebut tidak menggunakan baling-baling tetapi memakai jet air disesuaikan dengan kondisi perairan di wilayah pesisir Mimika yang sangat bergantung pada kondisi pasang surut.
Peresmian Ditunda
Sementara itu, rencana peresmian sejumlah fasilitas yang dibangun LPMAK ditunda karena masih disesuaikan dengan waktu luang Gubernur Papua Lukas Enembe dan Bupati Mimika Eltinus Omaleng.
"Untuk peresmian berbagai fasilitas ini kita menyesuaikan dengan waktu Gubernur Papua (Lukas Enembe) dan Bupati Mimika (Eltinus Omaleng). Beberapa fasilitas sudah siap diresmikan bersamaan. Sedangkan fasilitas yang masih kurang segera dilengkapi sehingga bisa diresmikan tahun ini juga," jelas Yohanis Arwakon.
Fasilitas-fasilitas yang dibangun LPMAK itu mencakup gedung dan asrama sekolah SD, SMP, perumahan guru, rumah-rumah masyarakat lengkap dengan sarana penerangannya (solar sel) dan perabot rumah tangga, klinik kesehatan, pabrik pengolahan tepung sagu, jalan, jembatan, dermaga pelabuhan, fasilitas air bersih.
Berbagai fasilitas itu dibangun di Distrik Agimuga, Distrik Mimika Timur Jauh, Distrik Mimika Barat, Distrik Amar, Distrik Mimika Tengah, Distrik Kuala Kencana dan Distrik Wania.
LPMAK merupakan lembaga nirlaba yang mengelola dana kemitraan dari PT Freeport Indonesia untuk menunjang program pemberdayaan masyarakat Suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan lainnya yang bermukim di sekitar wilayah tambang di Kabupaten Mimika. (*)