Jayapura (Antara Papua) - Kapolres Jayapura Kota AKBP Jeremias Rontini mengajak warga di BTN Organda, Distrik Abepura, agar tetap menjaga kondusifitas wilayah pascainsiden kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang hingga menewaskan dua warga.
"Masyarakat mari bersatu, kita ciptakan situasi yang kondusif. Pos Kamling tetap dijalankan seperti biasanya," kata AKBP Jeremias Rontini, saat ditemui wartawan di lokasi kejadian, Senin malam.
Jeremias Rontini yang didampingi Sekda Kota Jayapura, RD Siahaya dan Dandim 1701/Jayapura Letkol Inf Yoyok Pranoyo meninjau lokasi kejadian.
Ia mengatakan, kasus penyerangan dan penganiayaan terhadap dua warga BTN Organda hingga tewas oleh sekelompok orang itu masih dalam penyelidikan.
"Kami masih dalami sejumlah keterangan yang dikumpulkan dari warga. Mungkin ada yang tahu tapi masih takut memberikan keterangan, ini kami masih dekati," katanya.
Ketika ditanya terkait sejumlah motor yang diamankan aparat kepolisian dari rumah warga yang diduga sebagai terduga pelaku, mantan Kapolres Mimika itu membenarkan hal tersebut.
"Ada lima yang kami amankan ke Polsek Abepura. Jika ada warga yang merasa memiliki bisa datang ambil dengan menunjukkan surat-surat kepemilikan," katanya.
Mengenai kelompok pelaku yang diindikasikan tidak memiliki keterangan resmi sebagai warga Kota Jayapura atau warga ilegal, Rontini enggan membenarkan hal itu.
"Saya tidak bilang itu penduduk ilegal, tidak punya e-KTP. Kan Pemkot Jayapura lagi gencar swiping e-KTP. Tapi untuk kasus ini biarkan polisi bekerja, kita mencari keterangan atau ada yang bisa membantu ungkap siapa kelompok pelakunya," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua warga BTN Organda, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, dikabarkan tewas diserang dan dianiaya oleh sekelompok orang, pada Senin siang.
Berdasarkan data lapangan yang dihimpun, dua warga BTN Organda yang tewas diserang dan dianiaya oleh sekolompok orang itu, salah satunya berprofesi sebagai Ketua RT bernama Fredrik, dan satunya lagi Simon, tetangganya Fredrik.
Sedangkan dua warga yang dilaporkan luka-luka, adalah Christofer Maradona dan Chris Wandadaya.
Olan, warga BTN Organda mengatakan penyerangan itu, terjadi sekitar pukul 14.30 WIT, dimana sekelompok massa yang kira-kira berjumlah 30 orang tiba-tiba menyerang dan menganiaya Ketua RT Fredrik dengan menggunakan kayu dan alat tajam.
Simon, tetangganya Fredrik mencoba membantu setelah mendengar teriakan minta tolong.
"Tapi, Simon yang datang membantu hanya seorang diri sehingga ikut dikeroyok hingga terjatuh dan luka-luka. Simon dan Fredrik sempat dibawa ke RS Abe tapi kabarnya meninggal dalam perjalanan," katanya. (*)