Jayapura (Antara Papua) - Gubernur Papua Lukas Enembe menerima 21 ekor Kakak Tua Jambul Kuning dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, untuk kemudian dilepaskan di habitat aslinya di kawasan pegunungan Cyclop.
"Satwa ini kembali ke habitatnya setelah dilakukan razia di seluruh Jakarta. Mudah-mudahan tahap demi tahap seluruh burung bisa kembali ke Papua sehingga mereka kembali ke habitatnya," ujarnya di Jayapura, Selasa.
Ditegaskan Enembe, selama ini banyak satwa endemik asli Papua, yang masuk dalam kategori dilindungi, telah diselundupkan keluar daerah untuk dijadikan binatang peliharaan, dengan momen ini maka ia pun menyerukan agar hal tersebut dihentikan.
"Yang datang baru 21 ekor, selanjutnya kita sudah lakukan penyerahan dan akan dilepas di kawasan Cyclop. Banyak satwa yang dilindungi, banyak orang yang secara ilegal bawa keluar, dengan penyerahan ini kita tutup semua aksi ilegal satwa Papua," kata dia.
Menurutnya, Pemprov Papua sedang melakukan kerja sama dengan Universitas Sam Ratulangi untuk melindungi satwa liar Papua. Dengan hal tersebut, seluruh jenis binatang endemik di Papua bisa dilindungi dan kekayaan yang ada di Papua dapat dijaga dan dilestarikan.
Sementara itu Ketua Posko Save Jambul Kuning, Indra Exploitasia Semiawan menjelaskan, program yang sedang digalakkin ini bertujuan untuk menginformasikan masyarakat bahwa setiap satwa yang masuk dalam kategori dilindungi tidak boleh dipelihara.
"Program 'save jambul kuning' merupakan program yang dicanangkan menteri yang akan dilaporkan kepada presiden adalah program edukasi kepada masyarakat bahwa kakak tua jambul kuning adalah milik habitat alam," ucapnya.
"Satwa liar itu tidak boleh dipelihara dirumah, maka menteri berpesan agar masysarakat untuk menyerahkan satwa tersebut ke posko save jambul kuning," sambungnya.
Indra Exploitasia Semiawan mengemukakan, pihak kementrian berkeinginan supaya satwa yang dilindungi bisa hidup di habitat aslinya agar kelestariannya dapat terus terjaga dan terhindar dari kepunahan.
"Untuk itu kementrian membawa kembali satwa endemik ke papua. kita sudah menerima kakak tua 110 ekor dan sebagian besar adalah endemik Papua. Program ini akan jadi program yang berkelanjutan dan melestarikan satwa ini," kata dia. (*)

