Jayapura (Antara Papua) - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian memberi kuliah umum di Auditorium Universitas Yapis (Uniyap) Jayapura, di Provinsi Papua, Jumat, yang diikuti ratusan mahasiswa.
Pangdam menyampaikan materi wawasan kebangsaan tentang bela negara untuk meningkatkan rasa cinta Tanah Air di kalangan generasi muda penerus bangsa.
Ia menyampaikan bahwa Indonesia dihuni oleh 700 suku bangsa/etnik dan 500 bahasa yang berbeda serta 70-an diealek bahasa, namun semua perbedaan tersebut dapat disatukan dengan paham Pancasila dan UUD 1945.
"Kalau negara lain, seperti Inggris itu kekuatannya ada di Ratunya dan filosofinya, Thailand di sistem kerajaannya, Jepang di sistem kekaisarannya, Amerika Serikat di sistem persenjataan moderen dan demokrasi. kalau kita, Indonesia adalah Pancasila dan UU 1945, sekali saja berbelok maka kita akan hancur," ujarnya.
Pangdam juga menjelaskan tentang ekonomi global yang kian berkembang, pertumbuhan penduduk dunia yang telah mencapai tujuh miliar pada 2011 dan 2017 diperkirakan naik menjadi delapan miliar.
Selain itu, sekitar 70 persen konflik dunia dikarenakan kebutuhan energi.
Diprediksi pada 2035 konsumsi bahan bakar minyak (BBM) akan naik menjadi 41 persen, dan diperkirakan pada 2056 energi fosil dunia habis.
"Namun pada 2043 sudah mulai menipis, tapi hal itu bisa tertolong dengan energi terbarukan dari energi hayati," katanya.
Ditegaskan pula tidak ada negara-negara yang bermusuhan atau semuanya menjalin komunikasi, namun bersaing menjadi negara yang berkembang.
Untuk menghadapi persaingan antar negara tersebut dibutuhkan bangsa yang kokoh dan bersatu.
Oleh karena itu, Pangdam menegaskan bahwa mahasiswa sebagai calon pemimpin tetap pada pola yang ada.
"Jika kita melenceng dari pola yang ada maka negara kita akan hancur. Dan pola yang dimaksud tersebut adalah Pancasila sebagai dasar negara negara dan UUD 1945 sebagai sumber hukum negara tertinggi. Dimana sebagai pemersatu dari keragaman suku, bangsa, bahasa dan agama seperti Bhineka Tunggal Ika," ujarnya. (*/adv)