Merauke (Antara Papua) - Sejumlah warga negara Papua Nugini (PNG) sering memasuki wilayah Sota, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, menggunakan pas lintas batas, memanfaatkan kunjungan sosial budaya itu untuk bercocok tanam.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Merauke Yan Wely Wiguna, di Merauke, Jumat, mengatakan dari data 4.775 orang pelintas batas dari Papua Nugini, sebagian sengaja datang ke wilayah Indonesia untuk bercocok tanam.
"Ada yang datang ke Indonesia (Merauke) untuk kepentingan berkebun," kata Yan.
Yan Wely menyebut hingga akhir 2016 terdata sebanyak 5.745 orang pelintas batas yang menyeberang dari dan ke wilayah Papua Nugini.
Dari jumlah tersebut, laki-laki asal PNG yang masuk ke Indonesia sejak 2016 sebanyak 4.078 orang dan perempuan 697 orang.
"Kalau warga Indonesia yang melintas ke PNG pada 2016 untuk laki-laki sebanyak 685 orang dan perempuan 285 orang," katanya.
Menurut dia, penyebab utama tingginya pelintas batas khusus warga PNG, selain berkebun mereka juga berbelanja kebutuhan pokok sebab jarak permukiman mereka dengan pusat perbelanjaan di Merauke lebih dekat dibandingkan jarak ke pasar yang ada di PNG.
"Biasanya warga PNG datang untuk belanja beras, gula, kopi, minyak goreng, garam," katanya.
Warga Indonesia, lanjut Yan lagi, datang ke PNG untuk mengunjungi sanak saudara yang berada di negara tetangga itu.
"Ada juga warga Indonesia ke PNG untuk berkebun karena warga kita memiliki hak ulayat di PNG, begitu sebaliknya dan setiap tahun untuk pelintas batas ini terjadi peningkatan," ujarnya.
Ia menambahkan, untuk mengawasi wilayah perbatasan timur Indonesia, pihaknya membangun enam pos yang tersebar, misalnya di Kampung Kondo, Distrik Waropko, Distrik Sota, Kampung Erambul, Kampung Bupul dan Distrik Mindiptana.
"Pos-pos ini tersebar tetapi masih masuk dalam wilayah kerja Kantor Imigrasi Merauke," katanya. (*)

