Timika (Antara Papua) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) memastikan akan tetap membiayai bantuan pendidikan atau beasiswa kepada 1.400 peserta yang kini mengenyam pendidikan baik di Papua maupun di luar Papua, termasuk di luar negeri.
Wakil Sekretaris Eksekutif LPMAK Bidang Pendidikan dan Kesehatan Febian Magal di Timika, Kamis, mengatakan program beasiswa pelajar dan mahasiswa asli tujuh suku di Kabupaten Mimika yang kini menempuh pendidikan di berbagai lembaga dan kota studi tetap menjadi prioritas LPMAK.
"Kami memastikan bahwa lembaga tetap memberikan biaya hidup dan biaya studi pelajar dan mahasiswa yang ada di berbagai lembaga dan kota studi baik di Papua maupun di luar Papua. Kalau ada isu-isu yang mengatakan bahwa peserta beasiswa akan dipulangkan atau masyarakat tidak bisa lagi berobat gratis, itu sama sekali tidak benar," kata Febian.
Saat ini terdapat lebih dari 1.400 pelajar dan mahasiswa asal tujuh suku (Amungme, Kamoro, Dani, Damal, Nduga, Mee dan Moni) menjadi peserta program beasiswa LPMAK.
Sebanyak 568 orang diantaranya tengah mengikuti perkuliahan dan persekolahan di luar Papua, seperti di Sulawesi Utara, berbagai kota di Pulau Jawa, bahkan di luar negeri.
Sisanya menjalani perkuliahan dan pendidikan di Papua, antara lain Akademi Keperawatan Poltekes Jayapura di Timika, PGSD Universitas Cenderawasih di Timika, Sekolah dan Asrama Solus Populi SP3 Timika, Sekolah dan Asrama Taruna Papua SP4 Timika, Asrama Bintang Kejora Kokonao, Universitas Negeri Papua di Manokwari, Universitas Sains & Teknologi Jayapura dan SMA Buper Jayapura.
Febian mengatakan meskipun kini situasi dan kondisi PT Freeport Indonesia sedang dirundung masalah lantaran pemerintah tidak lagi menerbitkan izin ekspor konsentrat sehingga berpengaruh terhadap dana yang dikucurkan ke LPMAK, namun semua program prioritas di bidang pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat akan tetap berjalan.
"Semua orang memahami situasi dan kondisi yang dihadapi PT Freeport saat ini. Kondisi di Freeport itu tentu sangat berpengaruh kepada LPMAK mengingat selama ini Freeport merupakan donatur tunggal untuk membiayai program pemberdayaan masyarakat tujuh suku di Kabupaten Mimika. Namun itu tidak berarti bahwa LPMAK akan memulangkan peserta beasiswa dan masyarakat tidak boleh lagi menikmati fasilitas pelayanan kesehatan gratis," jelas Febian.
Menurut dia, langkah penghematan yang dilakukan LPMAK yaitu tidak lagi merekrut peserta baru program beasiswa.
"Yang tidak bisa kami lakukan mulai tahun ini yaitu merekrut peserta baru. Kalau ada peserta yang sudah lulus strata satu lalu ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua, kami tidak akan kabulkan," jelasnya.
Febian mengaku menerima banyak laporan dari peserta beasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan strata satu untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Namun mengingat situasi dan kondisi yang kini dihadapi PT Freeport dan LPMAK, permintaan tersebut langsung ditolak.
"Kami sampaikan ke mereka bahwa kalau sudah lulus dari bangku perguruan tinggi, silahkan mencari kerja. Sebab lembaga tidak lagi membiayai pendidikan lanjutan kalian," ujar Febian.
Ia berharap para orang tua peserta beasiswa LPMAK tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan berbagai isu terkait kelanjutan pendidikan putra-putri mereka.
"Orang tua jangan panik. Kami tidak akan memulangkan peserta program beasiswa yang sedang menempuh pendidikan di berbagai lembaga dan kota studi sampai mereka lulus," ujar Febian. (*)
LPMAK pastikan tetap biayai 1.400 peserta beasiswa
Kami memastikan bahwa lembaga tetap memberikan biaya hidup dan biaya studi pelajar dan mahasiswa yang ada di berbagai lembaga dan kota studi baik di Papua maupun di luar Papua. Kalau ada isu-isu yang mengatakan bahwa peserta beasiswa akan dipulangkan