Jayapura (Antara Papua) - Peneliti dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto menyatakan hasil penelitian arkeologi Papua masih kalah dari negara tetangga Papua Nugini (PNG) baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Hari Suroto mengemukakan hal itu di Kota Jayapura, Papua, Senin, ketika ditanya sejauh mana kontribusi arkeolog Papua dalam pengembangan ilmu arkeologi di Indonesia timur.
"Hasil penelitian arkeologi Papua tertinggal secara kuantitatif dan kualitatif jika dibandingkan dengan PNG. Kesenjangan sangat jauh sekali. PNG banyak situs yang sudah diketahui umur penanggalannya," katanya.
Termasuk aspek publikasi dalam bentuk buku dan artikel dalam bahasa Inggris, hasil penelitian arkeologi PNG sudah banyak, sehingga yang bisa dipelajari dari PNG yaitu metode penelitian, analisis polen, analisis C-14 dan penanggalan absolut lainnya.
"Kontribusi arkeologi Papua masih sangat kurang dalam pengembangan ilmu arkeologi di kawasan timur Indonesia. Ketertinggalan arkeologi Papua dikarenakan biaya penelitian yang tinggi, wilayah Papua yang sangat luas dan wilayahnya tertutup, serta sulit dijangkau. Selain itu faktor keamanan menjadi kendala penelitian di Papua," katanya.
Kendala lainnya dalam penelitian arkeologi adalah belum adanya penanggalan atau dating dan tenaga ahli yang untuk mengetahui kronologi dan untuk mengetahui ras manusia perlu dilakukan analisis tulang secara lebih mendalam dan analisis pertanggalan karbon.
"Termasuk untuk mengetahui jenis binatang yang ditemukan di situs maka perlu dilakukan analisis tulang binatang di laboratorium. Para peneliti harus berwawasan luas internasional. Harus membuka link kerja sama dengan instansi arkeologi di PNG, membuka link dengan peneliti di kawasan Pasifik," katanya.
Papua dan PNG, kata dia, merupakan tetangga dekat dengan satu konteks budaya, satu konteks geografis serta satu akar budaya, dimana letak Papua merupakan pertemuan Asia dengan Polinesia, Micronesia, Melanesia dan Australia.
Selain itu, lanjut Hari Suroto, Papua secara geografis dalam zaman es merupakan satu geografis dengan Australia dan PNG, yang artinya ada keterkaitan langsung antara Papua dengan Australia.
"Geomorfologi Papua dan Papua New Guinea memiliki karakter yang sama, jajaran pegunungan tengah, membentang dari Paniai hingga PNG. Pada masa prasejarah Papua dan PNG memiliki karakter budaya yang sama," katanya.
"Contohnya, gerabah hanya ditemukan di pesisir Papua dan PNG. Gerabah di PNG ditemukan di pesisir selatan, sedangkan di Papua hanya di pesisir utara. Pola hias gerabah dari Situs Gua Skouw Mabo Jayapura memiliki kesamaan dengan gerabah dari Gua Lachitu dan Gua Taora di Vanimo, PNG," katanya mencontohkan. (*)

