Jayapura (Antara Papua) - Perum Damri Cabang Jayapura mengungkapkan mampu meraih pendapatan hingga Rp2,888 miliar selama Semester I 2017.
Namun menurut Kepala Perum Damri Cabang Jayapura Pieter G Wally di Jayapura, Rabu pendapatan tersebut belum bisa menutupi biaya operasional BUMN transportasi tersebut.
"Realisasi Semester I masih terhitung rugi karena dari segi pendapatan Rp2,888 miliar, sedangkan biaya operasional sekitar Rp2,921 miliar, jadi kita rugi sekitar Rp82 juta," ujarnya.
Ia menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan pendapatan Damri belum bisa maksimal, salah satunya karena pihaknya harus mengedepankan fungsi pelayanan dibandingkan komersil.
"Yang harus dipahami Damri berperan sebagai pelayan masyarakat, bukan mencari keuntungan. Otomatis kerugian pasti dialami. Seperti di pelayanan perintis, masih banyak masyarakat yang membayar di bawah tarif yang ditentukan, dan kita tidak bisa menolak mereka," kata dia.
Pieter menambahkan dari sisi teknis pihaknya juga memiliki hambatan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan perbaikan cukup tinggi.
"Kemudian suku cadang penyejuk udara tidak ada di Jayapura, jadi kita masih harus datangkan dari luar, ditambah mekanik yang khusus untuk hal itu belum ada, jadi kami harus pakai mekanik luar sehingga biayanya cukup besar," ujarnya.
Lalu meningkatnya jumlah kendaraan pribadi juga dianggapnya mempengaruhi pendapatan Damri. "Masyarakat kita semakin banyak yang memiliki kendaraan pribadim," katanya.
Sedangkan untuk target dari pusat untuk pendapatan Damri Jayapura di 2017 ada dua segmen, segmen bandara Rp1,786 miliar dan perintis Rp4,720 miliar yang sebagian juga merupakan pendapatan subsidi dari pemerintah pusat. (*)