Jayapura (Antara Papua) - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura menggelar pelatihan penggunaan peralatan cuci darah atau yang disebut Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) untuk pasien pre modialisa.
"Kita undang beberapa profesor anastesi `Interpentional Paint Management` untuk memberikan pelatihan terkait pengguaan alat CAPD," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai yang kini merangkap jabatan pelaksana tugas Direktur RSUD Jayapura, di Jayapura, Minggu.
CAPD merupakan metode pencucian darah mengunakan peritoneum (selaput yang melapisi perut dan pembungkus organ perut).
Selaput tersebut memiliki area permukaan yang luas dan kaya akan pembuluh darah.
Zat-zat dari darah dapat dengan mudah tersaring melalui peritoneum ke dalam rongga perut.
CAPD juga merupakan alat cuci darah yang bisa dibawa kemana saja oleh para penderita gagal ginjal.
Aloysius mengatakan pengunaaan CAPD bagi sebagian penderita gagal ginjal dianggap lebih praktis dan murah memilih metode hemodialisis (HD) atau cuci darah menggunakan mesin.
"Pelatihan ini melibatkan para perawat dan dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di RSUD Jayapura," ujarnya.
Menurut Aloysius, pelatihan tersebut berlangsung selama dua hari yakni pada 15-16 Desember 2017 di kamar operasi/di ruang Operatie Kamer?(OK) RSUD Jayapura
"Pelatihan ini membuktikan bahwa rumah sakit ini bukan hanya rumah sakit rujukkkan tertinggi di Provinsi Papua, tetapi memang pelayanannya betul-betul dikembangkan," ujarnya.
Dalam kegiatan itu, lanjut dia, alat untuk pasien pre modialisa diperkenalkan penggunaan dan pemanfaatannya kepada para dokter yang bertugas di RSUD Jayapura.
"Alat ini bisa dibawa pulang ke rumah dan pasien bisa menggunakannya untuk berobat sendiri di rumah, ini kan sangat luar biasa," ujarnya.
Dia menambahkan, alat ini bisa meringankan kebosanan pasien, karena yang namanya perawatan kan lama di rumah sakit sehingga pasien bisa fleksibel melakukan perawatan di rumah. (*)

