Jakarta (Antaranews Papua) - Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan polisi berhasil menggagalkan setidaknya lima upaya pencurian uang dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Kota Palu, Sulawesi Tengah selama pascabencana gempa dan tsunami yang menimpa daerah tersebut.
"Dari percobaan pengambilan uang secara paksa dari ATM di Kota Palu, seluruhnya dapat digagalkan polisi," kata Irjen Setyo saat dihubungi, Jakarta, Senin (1/10).
Upaya pembobolan mesin ATM itu terjadi di empat tempat yang berbeda yaitu dua mesin ATM di Jalan Touwa, mesin ATM di Jalan S Parman, mesin ATM di Universitas Islam Al Khaerat dan mesin ATM di SPBU Jalan Diponegoro.
Setyo mengatakan saat upaya penjarahan ATM di Jalan S Parman, pelaku bisa dibekuk polisi. Sedangkan penjarah tiga mesin ATM lainnya melarikan diri.
Dalam kasus upaya pencurian uang dari mesin ATM, jumlah tersangka yang diamankan ada empat orang yaitu Azwan (30), R (17), Zulkarnaen (25), dan Faisal (36).
"Saat ini keempatnya ditahan di Polda Sulawesi Tengah," katanya.
Adapun target pembobolan pusat mesin ATM adalah mesin ATM Bank Mandiri, BCA, BRI dan Danamon.
"Untuk mencegah peristiwa serupa, sejumlah personel polisi disiagakan," katanya.
Sementara itu, Komandan Penerangan Kodam XIII Merdeka Kolonel Infrantri Tohir menegaskan akan menindak tegas oknum-oknum yang masih melakukan penjarahan toko di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
"Pengamanan terhadap objek yang sudah dijarah oknum warga sudah kita lakukan. Koordinasi dengan Polda, Korem XIII Merdeka serta personil kita kerahkan, namun demikian masih ada saja cara penjarah melakukan itu," ujarnya.
Selain itu, bila dilihat fenomennya perilaku tersebut bukan lagi menjarah makanan, tapi kemudian berkembang menjarah barang-barang lainnya yang berharga.
"Kami sampaikan bahwa mereka bukan lagi menjarah makanan tapi menjarah barang lainnya, ini sudah perbuatan kriminal dan ditindak tegas bila masih ada melakukan itu," ujarnya menegaskan.
Pihaknya berharap dengan kejadian itu masyarakat mesti sadar akan stabilitas keamanan dan perekonomian di Palu, Sulteng, sebab bukan hanya tugas dari aparat keamanan tapi seluruh pihak terkait dan masyarakat itu sendiri.
"Ini bukan pekerjaaan aparat saja, tapi harus ada bantuan serta kerja sama dari stakeholder juga masyarakat. Untuk itu, kami mengajak, mari kita sama-sama bahu membahu mengembalikan stabilitas keamanan dan perekonomian kota agar bencana kemanusiaan ini bisa segera selesai," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah oknum warga melakukan perbuatan melanggar hukum dengan menjarah toko makanan, semua mini market disikat penjarah termasuk mengambil BBM sampai merusak SPBu pascagempa di hari pertama dan kedua.
Hingga hari ketiga para oknum mulai menjarah toko bangunan dan elektronik termasuk gudang di pelabuhan pantoloan, Kota Palu. Mereka menjarah tanpa memikirkan perbuatan itu adalah pelanggaran hukum.
Stabilitas keamanan dan perekonomian pascagempa di Kota Palu dan sekitarnya terganggu, pemerintahan lumpuh, membuat perputaran ekonomi berhenti san berdampak menipisnya stok bahan makanan sehingga memicu terjadinya penjarahan dimana-mana. Pemerintahan saat gempa hingga pasca di Kota Palu Provinsi Sulteng mengalami stagnansi.
Bantuan logistik pun terus mengalir, namun ironisnya beberapa bantuan yang hendak ke Palu tertahan oleh oknum warga di wilayah Donggala serta perbatasan Pasang Kayu untuk mengambil logistik tersebut dengan alasan lama menunggu bantuan logistik.

