Biak (ANTARA) - Komandan Skadron udara 27 Biak Letkol Pnb Trinanda Hasan F mengatakan pilot penerbang Skadron 27 Biak melakukan "familiar area" dalam rangka mempelajari tipe landasan pesawat terbang di wilayah Papua dan Papua Barat untuk menunjang pelayanan tugas operasi udara di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Jajaran prajurit Skadron udara 27 Biak diminta juga harus mengenal medan penugasan di Papua serta dapat memperkecil risiko kerja untuk mewujudkan "zero accident"," kata Komandan Skadron udara 27 Biak Letkol Pnb Trinanda Hasan F di Biak, Jumat.
Ia mengakui, pengenalan medan penugasan di wilayah Papua dan Papua Barat sangat penting diperhatikan prajurit Skadron Udara 27 Biak.
Mengingat wilayah Papua, menurut Letkol Trinanda, memiliki spesifikasi khusus dari segi cuaca yang sering berubah-ubah serta masyarakat adatnya memiliki kearifan lokal.
"Prajurit Skadron Udara 27 Biak harus wajib memperhatikan kearifan lokal yang berlaku di masyarakat adat untuk mendukung keberhasilan tugas operasi angkutan udara di tanah Papua," ungkap Letkol Pnb Trinanda Hasan.
Danskadron Letkol Trinanda menekankan para prajurit Skadron Udara 27 untuk memprioritaskan keselamatan terbang dan kerja sebagai prioritas utama.
Letkol Trinanda mengingatkan program safety management system dan safety culture harus melekat pada setiap anggota prajurit Skadron Udara 27 Biak dengan senantiasa berpegang teguh pada penguasaan sistem secara detail.
"Serta prajurit Skadron 27 selalu siap dengan emergency procedure, check and recheck, serta melaksanakan risk calculation sebelum memutuskan suatu tindakan sebagai upaya pencegahan terjadinya accident," ungkap alumni AAU Yogyakarta 1999.
Berdasarkan data operasional Skadron Udara 27 Biak diresmikan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Kamis 13 Juni 2019 disiagakan empat pesawat jenis CN 235 untuk melakukan pelayanan udara dalam menjaga kedaulatan udara NKRI.