Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, tidak menggelar upacara peringatan hari Kesaktian Pancasila karena fokus membantu 7,278 pengungsi yang hingga kini membutuhkan perhatian serius.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan paringatan hari Kesaktian Pancasila tahun 2019 sebenarnya sudah diprogramkan.
"Tetapi karena kerusuhan pada Senin (23/9) dan pengungsi lebih membutuhkan perhatian, kita tidak upacara hari ini. Kita lebih fokus pelayanan kepada warga yang mengungsi," katanya.
Bahkan, kata dia, jika tidak ada kerusuhan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya mengagendakan upacara hari Kesaktiaan Pancasila di distrik agar melibatkan masyarakat di kampung-kampung.
Walau tidak menggelar peringatan hari kesaktian pancasila, bupati mengimbau masyarakat memaknai dan menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.
"Saya mengajak masyarakat mari kita bersatu menjaga Jayawijaya yang lebih baik," katanya.
Ketua DPRD Jayawijaya Petrus Taufik Latuihamallo juga mengajak warga memaknai momentum hari Kesaktian Pancasila untuk menciptakan Jayawijaya lebih baik pascakerusuhan.
Kerusuhan itu bukan antaretnis atau agama dan DPRD mengharapkan masyarakat menyerahkan semua persoalan hukum itu untuk ditangani aparat penegak hukum.
"Yang harus diketahui bahwa kerusuhan yang terjadi bukan antaretnis atau agama sehingga kami berharap jangan ada pihak yang mempolitisir kondisi ini menjadi lebih buruk lagi," katanya.
DPRD mengajak masyarakat sama-sama memulihkan situasi pascakerusuhan.