Jayapura (ANTARA) - Komando Resort Militer (Korem) 172/Praja Wira Yakthi (PWY) mengumumkan adanya kendala cuaca yang selalu berubah dalam proses evakuasi helikopter MI-17 bernomor registrasi HA-5138 milik Penerbangan TNI AD (Penerbad) yang hilang kontak saat melaksanakan misi penerbangan dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani Jayapurapada 28 Juni 2019.
Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Kolonel Inf Luhut Binsar Sianipar di Jayapura, Kamis, mengatakan peninjauan ulang lokasi pendaratan untuk proses evakuasi Heli MI-17 telah rampung dilakukan pada Rabu (12/2) pagi.
"Pada pukul tujuh pagi sudah melakukan peninjauan ulang, diharapkan ini yang terakhir ke sasaran, kami meninjau titik pendaratan kemudian rute yang bisa digunakan pada saat evakuasi, peninjauan ini sudah selesai dalam keadaan aman," katanya.
Menurut dia, untuk proses evakuasi sudah ada tambahan tiga unit Heli Bell TNI AD, selain itu juga telah berkoordinasi dengan penerbangan swasta untuk bantuan heli.
"Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh pilot mudah-mudahan besok (13/2) atau lusa (14/2) kalau cuaca mengizinkan sudah mulai kegiatan evakuasi baik itu mencari jenazah termasuk barang-barang yang diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan," ujarnya.
Dia menjelaskan cuaca di wilayah pegunungan Papua cukup ekstrim, terkadang cuma diberikan waktu satu hingga dua jam untuk terbang, itulah yang menjadi faktor utama kendala untuk melakukan upaya pencarian.
"Semoga besok (13/2) diberikan cuaca yang cerah, setidaknya diberikan waktu dua jam saja untuk mendrop pasukan guna melakukan evakuasi," katanya lagi.
Dia menambahkan untuk proses evakuasi, pihaknya melibatkan kurang lebih satu SSK dari Batalyon Inf 751/Raider Khusus dan tim kesehatan gabungan dari TNI , Polri dan SAR termasuk melibatkan masyarakat lokal dan tokoh-tokoh masyarakat.
Sebelumnya, lokasi jatuhnya Heli MI-17 berada di salah satu tebing Pegunungan Mandala dengan ketinggian 12.500 kaki (sekira 3.810 meter), di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Helikopter tersebut dilaporkan membawa 12 orang, terdiri atas tujuh orang kru dan lima orang personel Satuan Tugas Batalyon Infatri (Satgas Yonif) 725/Woroagi (WRG) yang akan melaksanakan pergantian pos saat melaksanakan misi pendorongan logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Berita Terkait
SAR gabungan mencari penumpang helikopter yang hilang di pedalaman Timika
Kamis, 9 Juni 2022 13:48
SAR gabunan evakuasi kru dan penumpang helikopter Airfast ke Tanah Merah
Jumat, 31 Desember 2021 9:48
Kru dan penumpang helikopter Airfast ditemukan selamat di Kali Silet Boven Digoel
Jumat, 31 Desember 2021 4:00
Empat helikopter di Timika evakuasi kru helikopter PT NUH
Sabtu, 19 September 2020 7:40
Empat helikopter dikerahkan proses evakuasi crew heli PT NUH
Jumat, 18 September 2020 19:30
Helikopter PT NUH diduga mendarat darurat di wilayah Paniai
Jumat, 18 September 2020 11:25
Kepala SAR Biak Gusti: Sinyal alat penentu lokasi helikopter NUH tak terdeteksi
Jumat, 18 September 2020 8:57
Helikopter PT NUH hilang kontak dalam penerbangan dari Nabire-Banyubiru
Kamis, 17 September 2020 14:50