Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Papua Nugini (PNG) yang menutup perbatasan dengan Indonesia sejak 31 Januari lalu sebagai upaya untuk mengantisipasi virus corona, tidak mengijinkan warganya kembali.
"Memang benar PNG tidak mengijinkan warganya kembali sejak menutup pos perbatasan RI-PNG di Wutung, termasuk enam wna pemegang paspor PNG," kata Kepala Imigrasi Jayapura Gatut Setiawan kepada Antara di Jayapura, Selasa.
Dikatakan, keenam WNA pemegang paspor PNG itu tetap tidak diijinkan memasuki perbatasan PNG oleh petugas PNG yang bertugas di perbatasan.
"Belum diketahui pasti saat ini keberadaan para wna sejak ditolak masuk oleh petugas PNG,"kata Gatut seraya menduga warga PNG yang ada di Jayapura dan sekitarnya itu kembali melalui jalan setapak yang memang banyak.
"Kemungkinan warga negara PNG kembali ke negaranya melalui jalan setapak karena lewat laut juga ditutup, "ungkap Gatut Setiawan.
Kamin Jayapura mengaku, walaupun PNG menutup perbatasannya di Skouw namun petugas imigrasi tetap bertugas seperti biasa di PLBN Skouw Kota Jayapura.
"Petugas imigrasi tetap bertugas di PLBN Skouw walaupun perbatasan ditutup," jelas Gatut.
Sementara itu Kepala Biro Perbatasan dan Kerja sama Luar Negeri Pemprov Papua Suzana Wanggai mengaku sejak merebaknya virus corona PNG menutup perbatasannya dengan Indonesia.
Tercatat dua perlintasan resmi yakni di PLBN Skouw di Jayapura dan Sota di Kabupaten Merauke.
Ia menyebut, PLBN Skouw sendiri sudah dipasang alat pendeteksi suhu badan.
"Dengan dipasangnya alat tersebut maka dapat mendeteksi suhu badan setiap orang yang masuk melalui PLBN Skouw.,"katanya.
Sejak merebaknya corona, Pemerintah PNG hanya membuka beberapa pintu masuk ke negaranya diantaranya melalui Port Moresby, tambah Suzanna Wanggai.