Jakarta (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudistira menyamakan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 sama dengan krisis Depresi Besar atau Great Depression yang pernah melanda dunia pada tahun 1930-an.
"Jadi banyak yang keliru ada yang membandingkan krisis ekonomi akibat Covid-19 ini dengan krisis 2008 atau krisis moneter pada tahun 1998, dua krisis tersebut tidak ada apa-apanya karena Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO langsung menyimpulkan bahwa kondisi krisis ekonomi Covid-19 sekarang mirip dengan Great Depression atau Depresi Besar dunia pada tahun 1930-an," ujar Bhima dalam seminar online di Jakarta, Selasa malam.
Menurut dia, WTO sendiri memperkirakan bahwa yang terjadi sekarang ini perdagangan internasional itu akan turun ke level dua persen sehingga dunia akan kembali masuk ke situasi krisis ekonomi global yang pernah terjadi pada tahun 1930-an.
"Bagaimana pemulihan krisis ekonomi ini ke depannya? Apakah pemulihan krisis ini akan mengikuti model V di mana kalau model ini perekonomian terjun bebas akibat krisis namun hanya butuh waktu singkat untuk tahap pemulihan kembali bangkit," katanya.
Lebih lanjut Bhima mengatakan bahwa dengan model pemulihan bentuk huruf V, diperkirakan dalam waktu satu atau dua tahun perekonomian bisa kembali pulih.
Selain itu terdapat lagi skenario pemulihan krisis ekonominya berbentuk huruf U, dan model pemulihan seperti ini sangat tidak diinginkan mengingat perekonomian terjun bebas akibat krisis namun sayangnya butuh waktu lama untuk kembali memulihkan perekonomian.
"Untuk kasus Indonesia jika kita ingin mengejar model pemulihan ekonomi bentuk huruf V, maka yang harus dilakukan penanganan kesehatan menjadi kunci di mana penanganan pandemi Covid-19 cepat selesai maka semakin cepat masyarakat kembali beraktivitas ekonomi secara normal dan perekonomian pun kembali pulih seperti semula," kata Bhima.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengajak 10 negara ASEAN ditambah Korea Selatan, Jepang dan China (ASEAN Plus 3) untuk membentuk Gugus Tugas khusus yang dapat memberikan rekomendasi kebijakan dalam menghadapi situasi pandemi seperti yang terjadi saat ini di kawasan karena penyebaran virus corona baru (COVID-19).
Presiden menyerukan agar negara-negara di kawasan termasuk tiga negara sahabat terus memperkuat koordinasi. Gugus Tugas di kawasan akan sangat bermanfaat jika suatu saat nanti kawasan menghadapi situasi pandemi dikarenakan wabah penyakit seperti saat ini.
Kepala Negara meyakini kerja sama ASEAN Plus 3 dapat mengatasi krisis di kawasan akibat pandemi COVID-19. Kerja sama di kawasan sangat penting untuk menciptakan resiliensi dalam kebijakan penanganan pandemi.
Berita Terkait
Direktur Indef: Keputusan Pertamina pertahankan harga BBM dinilai tepat
Minggu, 4 Februari 2024 18:42
Modal Ventura BNI topang pertumbuhan startup lokal
Kamis, 14 Juli 2022 6:37
Presidensi G20 2022 bukti Indonesia masuk kelompok negara berpengaruh
Jumat, 4 Maret 2022 3:44
Peneliti Indef: PON XX Papua dapat majukan perekonomian di multisektor
Sabtu, 24 Juli 2021 15:38
INDEF: Perekrutan putra-putri Papua di BUMN punya manfaat strategis
Jumat, 25 Juni 2021 17:09
Indef: Situasi ekonomi era COVID-19 bisa muluskan BUMN untuk "Go Global"
Sabtu, 18 Juli 2020 18:04
Ekonom Indef Abra: Fatalitas COVID-19 pengaruhi keputusan aktivitas ekonomi
Sabtu, 2 Mei 2020 11:48
Indef: Ekonomi Indonesia berpeluang besar tumbuh positif pascapandemi COVID-19
Jumat, 1 Mei 2020 5:02