Pebalap berusia 20 tahun itu, termuda di grid, menjadi pebalap termuda ketiga yang naik ke podium Grand Prix di catatan sejarah F1 setelah Max Verstappen dan Lance Stroll.
Norris telah mengejutkan McLaren sehari sebelumnya dalam fase kualifikasi dengan mengamankan posisi start keempat bagi tim bermarkas di Woking itu. Ia kemudian mendapat hadiah naik satu posisi start karena juara dunia enam kali Lewis Hamilton mendapat penalti mundur tiga grid dari P2 ke P5.
Pebalap muda Inggris itu tak bisa berkata-kata setelah merebut podium dari Hamilton dengan keunggulan 0,2 detik ketika pebalap Mercedes itu diganjar penalti lagi, kali ini tambahan waktu lima detik karena bersenggolan dengan mobil Red Bull Alexander Albon di lomba.
Hamilton yang finis kedua setelah Bottas harus kehilangan podium ke P4 setelah catatan waktu akhirnya ditambahi penalti tersebut.
"Aku tak bisa berkata-kata. Ada beberapa titik di lomba di mana aku kira aku sedikit mengacaukannya," kata Norris seperti dikutip Reuters.
Untuk mengejar podium itu, Norris juga memanfaatkan kesempatan terakhirnya di pengujung lomba dengan merebut poin tambahan dari mencetak waktu putaran tercepat.Are you crying, @LandoNorris?! ????#AustrianGP ???????? #F1 pic.twitter.com/zqbzlrqVeB
— Formula 1 (@F1) July 5, 2020
Ekspresi kegirangan ditumpahkan Norris setelah finis seperti yang terdengar di radio komunikasi tim.
"Tak ada yang lebih baik (dari ini) untuk keseluruhan tim, khususnya setelah masa sulit ini," kata kepala tim McLaren Andreas Seidl yang mengacu podium kedua dari tiga balapan terakhir.
McLaren merebut satu podium tahun lalu di Brazil lewat Carlos Sainz yang mengakhiri puasa podium McLaren sejak GP Australia 2014.
Para pebalap dan tim harus menjaga jarak di paddock untuk meminimalkan resiko penyebaran COVID-19, yang memaksa musim balapan tertunda sejak Maret itu.
Tapi, itu tak berlaku untuk Norris yang memeluk CEO Mclaren Racing dan menyemprotkan minuman ke para mekanik dan rekannya.
Di konferensi video, Norris meminta maskernya diganti agar bisa bernafas karena basah terkena sampanye.
"Aku ingin memberimu pelukan sekarang, sobat, tapi aku tak bisa," kata juara dunia 2009 Jenson Button yang memandu sesi jumpa pers pasca lomba di garis finis.
"Tak ada kata-kata. Maksudku, luar biasa. Balapan yang fantastis."