Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Fitrianti Suciati Laitupa, Sp.Jp menyatakan, penderita jantung menjadi satu dari dua kelompok paling berisiko jika terpapar COVID-19.
"Virus ini menyerang saluran pernapasan manusia, kemudian ke paru paru lalu ke jantung. Terlebih pada orang tua di usia lanjut, atau orang yang mempunyai penyakit bawaan terlalu berisiko," kata dr. Suciati di Tulungagung, Sabtu.
Kata dia, penyakit jantung adalah salah satu masalah kesehatan yang sangat berkaitan erat dengan corona virus (COVID-19).
Ketika jantung sudah bermasalah, virus ini akan sangat mudah masuk lalu akan merusak bagian saluran saraf jantung sehingga menjadi ketidakstabilan fungsi jantung.
"Di era pandemi COVID-19 ini sangat berisiko pada penderita penyakit jantung. Oleh karena itu sangat penting untuk tetap menjaga kesehatan jantung," katanya.
Dr. Fitrianti menjelaskan, terdapat risiko yang bisa menyebabkan kefatalan (fatality risk) saat seorang penderita jantung terinfeksi virus corona. Ada 3 pemburukan kondisi organ jantung yang bisa terjadi, yaitu;
Pertama, (virus) menginfeksi jantung dan mempengaruhi fungsi jantung sehingga harus bekerja lebih keras. Akibatnya, detak jantung menjadi cepat.
Kedua, virus akan merusak sel otot jantung yang menyebabkan peradangan jantung (miokarditis atau radang otot jantung).
Kondisi ini apabila terjadi, efeknya dapat melemahkan dan merusak sistem ‘kelistrikan’ jantung. Kondisi itu akan membuat jantung lebih sulit untuk memompa darah dan menyebabkan irama jantung yang tidak normal.
"Dan ketiga, menyebabkan 'tromboemboli' semacam (pembekuan pembuluh darah paru) berupa gumpalan darah yang kemudian akan menyumbat pembuluh darah dan menghambat aliran darah ke jaringan di paru-paru sehingga menyebabkan kematian jaringan paru-paru," katanya.
dr. Fitrianti mengingatkan terdapat beberapa kondisi seseorang harus ke rumah sakit apabila mengalami gangguan pada jantung.
Ada empat kondisi darurat yang dialami, mulai dari nyeri dada sebelah kiri, sesak nafas, keluar keringat dingin, dada berdebar.
"Bila terjadi seperti ini sebaiknya meminta pertolongan darurat medis rumah sakit. Sambil menunggu ambulans datang, pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah pasien harus tenang dan melakukan tarikan nafas panjang dengan duduk rileks," katanya.
Berita Terkait
Penderita penyakit jantung kini tak perlu berobat luar Papua
Jumat, 15 Desember 2023 18:03
RSUD Biak deteksi sejumlah anak menderita kelainan penyakit jantung
Minggu, 13 November 2022 5:44
Waspadai peningkatan risiko penyakit jantung pada usia muda
Rabu, 29 September 2021 7:32
Orang tua perlu ketahui faktor risiko penyakit jantung bawaan anak sejak dini
Minggu, 25 Juli 2021 10:24
Dokter sarankan penderita penyakit jantung menjaga pola makan saat puasa
Minggu, 25 April 2021 10:21
Daftar penyakit layak divaksinasi COVID-19, autoimun hingga gagal jantung
Jumat, 19 Maret 2021 14:05
Tips sehat! Manfaat ganti daging merah dengan telur dan susu bagi jantung
Jumat, 4 Desember 2020 11:54
Dokter: Tangan berkeringat dingin belum tentu gejala penyakit jantung
Minggu, 6 September 2020 3:28