Makassar (ANTARA) - Penasehat hukum Ketua KPU Kabupaten Jeneponto Baharuddin Hafid, Muhammad Nur secara tegas membantah kliennya melakukan tindakan perselingkuhan dengan wanita lain berkaitan dengan pemberitaan menyudutkan yang bersangkutan di beberapa media.
"Dalam pemberitaan di beberapa media tidak pernah ada (perselingkuhan) dan tidak ada kaitannya dengan laporan ke DKPP. Ini murni indikasi pembunuhan karakter terhadap klien kami," tegas Muhammad Nur saat memberikan klarifikasi di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu.
Ia mengatakan, tuduhan yang disampaikan Puspa Dewi Wijayanti sebagai pelapor dengan melaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) atas dugaan perselingkuhan dengan wanita lain adalah tidak benar dan tidak memiliki bukti kuat dari laporan itu.
Selain itu, informasi yang beredar di media adalah hoaks karena tidak terbukti, sehingga pihaknya akan menjadikan persoalan ini untuk diperhatikan secara serius, katanya.
"Rencana akan kami melaporkan kasus tersebut ke aparat penegak hukum, termasuk laporan palsu atas dugaan penganiayaan terhadap dirinya (Puspa Dewi Wijayanti) di Polres Gowa November 2019 lalu," papar Nur.
Bahkan, laporan yang bersangkutan tersebut dianggap tidak memenuhi unsur atau mentah alias tidak terbukti dengan keluarnya Surat Perintah Penghentian Penyidikan dengan Nomor SPPP/529a/IX/2020/Reskrim tertanggal 15 September 2020.
Mengenai laporan Ketua KPU Sulsel Faisal Amir kepada kliennya hingga naik ke tingkat sidang di DKPP atas dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu, dia membenarkan laporan tersebut. Rencananya, akan digelar sidang pada Senin, 12 Oktober 2020 di kantor Bawaslu Provinsi Sulsel.
"Tentunya kami akan mendampingi klien kami, Ketua KPU Kabupaten Jeneponto Baharuddin Hafid saat sidang Senin besok oleh DKPP di kantor Bawaslu Sulsel," katanya.
Sementara Puspa Dewi Wijayanti saat dikonfirmasi wartawan berkaitan dengan pemanggilannya di sidang DKPP itu, ia membenarkan akan sidang bersama dengan Ketua KPU Jeneponto untuk dimintai keterangan soal dugaan pelanggaran tersebut.
"Iya itu benar, saya sudah masukkan laporan ke DKPP. Rencana, besok jadwal sidangnya," kata Puspa.
Saat diminta bocoran materi apa yang akan disampaikan saat sidang nanti, dia enggan menyebut, tetapi pastinya akan buka-bukaan di hadapan majelis ketika sidang berlangsung.
"Soal itu, saya belum bisa sampaikan apa pokok-pokok aduan secara detail. Nanti besok saja saat sidang saya akan buka-bukaaan semuanya soal itu," ujar Puspa.
Puspa Desi Wijayanti adalah istri kedua Ketua KPU Jeneponto Baharuddin Hafid. Ia melaporkan bersangkutan terkait dugaan gratifikasi atau menjanjikan mendapatkan proyek pengadaan barang dan jasa, setelah bersangkutan meminta sejumlah uang dan barang berharga. Sehingga teradu dianggap melanggar prinsip integritas dan profesional sebagai penyelenggara.
Berita Terkait
Belasan warga kota Makassar rugi Rp10 miliar tertipu investasi bodong
Selasa, 4 Januari 2022 16:47
Pengacara Gubernur Papua nyatakan siap penuhi panggilan penyidik KPK
Selasa, 22 November 2022 21:26
Pengacara: Gubernur Papua Lukas Enembe siap diperiksa tim dokter KPK
Selasa, 25 Oktober 2022 21:03
Pimpinan MPR temui pimpinan KPK untuk penguatan pemberantasan korupsi
Senin, 9 Maret 2020 14:03
DKPP tunda sidang pemeriksaan pelanggaran kode etik selama darurat COVID-19
Jumat, 17 April 2020 11:50
DKPP gelar sidang dugaan pelanggaran kode etik Ketua KPU Keerom
Sabtu, 16 November 2019 20:35
Pemkab Lanny Jaya bantah bayar sidang DKPP
Selasa, 6 Juni 2017 17:20
Gempa 5,1 SR guncang Jayapura Papua
Selasa, 9 Desember 2014 0:02