Jakarta (ANTARA) - Duta Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia Alissa Wahid mengatakan tujuan ke-16 SDGs yakni perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh masih menjadi pekerjaan rumah secara global yang mesti diselesaikan.
"Kerentanan itu banyak sekali. Tidak hanya terkait identitas agama tapi juga yang lain misalnya kerentanan kemiskinan, kerentanan terhadap pendidikan dan sebagainya," kata dia saat menjadi pembicara pada diskusi daring dengan tema "Solidaritas dan Kerukunan Antarumat Sebagai Perwujudan SDG Indonesia untuk Bangkit dari COVID-19" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Secara umum, ujar dia, seluruh tujuan SDGs saling berkaitan. Sebagai contoh, tujuan ke-4 yakni pendidikan yang berkualitas berkaitan dengan poin ketiga yakni kehidupan sehat dan sejahtera.
Contoh lainnya, poin ke-16 berkaitan dengan persoalan perkawinan anak. Anak perempuan selama ini masih mengalami kerentanan. Bahkan, banyak anggapan anak perempuan tidak perlu terlalu maju di sektor pendidikan dan sebagainya.
Kondisi itu turut memengaruhi aspek pendidikan anak perempuan. Bila pendidikan mereka rendah maka pada akhirnya dinikahkan oleh keluarga dalam usia yang belum termasuk matang.
"Kalau dinikahkan cepat-cepat ini berdampak pada kesehatan ibu dan anak," kata Alissa yang nama lengkapnya Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahida itu.
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/124872/alissa-wahid-raih-anugerah-people-of-the-year-2020-
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/124872/alissa-wahid-raih-anugerah-people-of-the-year-2020-
Akibatnya, perkawinan anak yang dilakukan tanpa mempertimbangkan banyak hal itu berdampak pada peningkatan angka kekerdilan, persoalan kemiskinan, kelaparan, hingga disharmonis dalam rumah tangga.
Oleh karena itu, lanjut dia, 17 tujuan SDGs tersebut tidak bisa dipisahkan sebab saling terkait satu dengan lainnya.
Salah satu putri Presiden Ke-4 RI K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut, mengatakan perdamaian dan keadilan menjadi satu konsep yang harus dibangun secara bersama.
"Saya jadi ingat kata-kata Gus Dur bahwa perdamaian tanpa keadilan hanyalah ilusi," ujarnya.