Jakarta (ANTARA) - Kapten tim Barito Putera Rizky Pora mencemaskan kondisi fisik yang tak akan stabil saat kompetisi Liga 1 Indonesia belum juga bisa dimulai karena tidak memperoleh izin dari polisi.
"Jadi sayang, ketika fisik sudah dibentuk, lalu tidak ada kejelasan kompetisi jadi takutnya drop lagi. Tapi untungnya tim pelatih terus memberikan program latihan mandiri," kata Rizky dalam laman klub ini, Selasa.
Hingga saat ini kejelasan kompetisi belum menemui titik terang. PSSI dan PT Liga Indonesia Baru yang menjadi operator kompetisi, terus melobi agar kepolisian melunak.
Perizinan ini menjadi satu-satunya yang mengganjal mengapa PSSI dan PT LIB belum juga memutar kembali liga sehingga sudah hampir 10 bulan sepak bola Indonesia mati suri.
Menurut dia, program latihan mandiri memang menjadi upaya menjaga kebugaran para pemain, namun menu latihan tidak bisa dibandingkan dengan program bersama di atas lapangan.
"Kendala sih tidak ada, cuma sekarang kan aktivitas dibatasi. Rutinitas latihan juga jadi berkurang sejak kompetisi dihentikan, jadi otomatis susah juga buat kita para pemain," kata dia.
Sementara itu, pelatih Barito Putera Djadjang Nurdjaman menyatakan tak membiarkan begitu saja aktivitas para pemain karena dia dan staf pelatih tetap memantau perkembangan para pemain secara virtual.
Ia juga memastikan tim pelatih rutin mengirimkan menu latihan kepada para pemain yang diakui Djanur lebih kepada latihan fisik.
"Alhamdulillah tidak ada pemain yang cedera atau sakit. Kita juga setiap hari komunikasi di grup Whatsapp. Ada beberapa yang juga komunikasi langsung ke saya seperti Rizky Pora dan Ambrizal Umanailo," kata dia.
"Kita juga selalu mengirim menu latihan yang porsinya lebih kepada latihan fisik. Karena di situasi seperti ini kita mencoba memelihara kondisi fisik pemain agar tidak drop," sambung dia.
Djanur dan Rizky berharap federasi dan operator liga segera memberikan kepastian dan jaminan kompetisi kembali berjalan mengingat tim harus sudah dipersiapkan sejak jauh hari ketika memutuskan liga dimulai.