Palembang (ANTARA) - Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Kepolisian Daerah Sumatera Selatan mengambil data antemortem dan DNA orang tua dari seorang korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJY 182 yakni Indah Halimah Putri asal Kabupaten Ogan Ilir.
Tim DVI Polda Sumsel mengambil data antemortem dan DNA dari ibu kandung korban yakni Yusrilanita (48), Senin, di Rumah Sakit Bhayangkara M Hasan Kota Palembang.
"Semua data terkait medis, gigi, data penunjang antemortem diambil dari ibu kandung korban (Indah)," kata Kabid Dokkes Polda Sumsel Kombes Pol Syamsul Bahar.
Data-data yang telah diperoleh akan diperiksa kemudian dikirim ke RS Polri Jakarta.
Dari tiga penumpang yang tercatat asal Sumsel, DVI Polda Sumsel hanya mengambil DNA dari orang tua Indah, sementara pengambilan data antemortem dua korban lainnya dilakukan di Jakarta.
Dua korban lainnya itu Rizki Wahyudi (27) adalah suami Indah dan Rion Yogatama (30) warga Kota Lubuklinggau.
Selain pengambilan data antemortem, tim DVI juga memberikan pendampingan kepada Yusrilanita yang sempat berada pada kondisi labil karena kaget mendengar kecelakaan Sriwijaya Air SJY182.
Bahkan Yusrilanita datang ke RS Bhayangkara dibopong anggota keluarganya karena kondisi cukup lemas, namun ia mampu mengikuti pemeriksaan tim DVI selama hampir satu jam.
Setelah pemeriksaan ia mengaku tegar dan telah menerima takdir yang menimpanya itu sembari tetap berharap berita baik terkait kondisi putrinya, ia juga rencananya akan menyusul sang suami ke Jakarta untuk menunggu proses evakuasi.
"Harus terus berdoa dan tetap semangat," kata dia.
Ia berharap Indah yang berada di dalam pesawat bersama suami, mertua, keponakan dan anaknya itu dapat ditemukan Tim SAR agar dapat dimakamkan di Desa Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir Sumsel.
Indah Halimah Putri tercatat dalam manifes pesawat Sriwijaya Air SJY182 yang jatuh di Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021, ia diketahui terbang menuju Pontianak bersama suaminya Rizki Wahyudi (27) dan anaknya Arkana Nadhif yang baru berusia tiga bulan.
Sementara Rizki Wahyudi diketahui bekerja di Taman Nasional Palung Ketapang Kalimantan Barat, dalam penerbangan naas itu keduanya juga membawa Rosi Wahyuni (ibu Rizki) dan Nabila (keponakan).