Jakarta (ANTARA) - Indonesia menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas penggunaan kekerasan di Myanmar, yang telah menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Pernyataan tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui lamannya, Minggu.
Indonesia menyerukan agar aparat keamanan tidak menggunakan kekerasan guna menghindari lebih banyak korban jatuh.
"Indonesia berharap semua pihak menahan diri agar situasi tidak semakin memburuk," kata Kemlu.
Militer Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari setelah komisi pemilihan menolak tuduhan militer soal penipuan dalam pemilihan umum November 2020. Pemilu tersebut dimenangi partai pimpinan Aung San Suu Kyi.
Junta menjanjikan pemilu baru, tetapi tanpa menetapkan jadwal yang pasti.
Kudeta tersebut telah memicu protes massal setiap hari selama hampir empat minggu dan pemogokan oleh banyak pegawai pemerintah.
Berita Terkait
Menlu Prancis: Militer Myanmar bersalah atas kekerasan 'membabi buta' warga sipil
Selasa, 30 Maret 2021 9:39
Pemberontak Myanmar kubur 30 jasad tewas dalam serangan biadab
Kamis, 30 Desember 2021 15:43
Persidangan Aung San Suu Kyi dimulai di Myanmar
Senin, 14 Juni 2021 16:38
Pemimpin junta Myanmar akan hadiri KTT ASEAN di Jakarta
Rabu, 21 April 2021 17:24
pemimpin Myanmar Suu Kyi tampak sehat, kata pengacaranya
Rabu, 31 Maret 2021 17:38
Korban tewas dalam unjuk rasa di Myanmar lampaui 500 jiwa
Selasa, 30 Maret 2021 13:56
Demonstrasi terus lanjut, 96 WNI putuskan tinggalkan Myanmar
Kamis, 25 Maret 2021 8:42
Pejabat dari partai Suu Kyi meninggal dunia dalam tahanan polisi
Minggu, 7 Maret 2021 21:11