Jakarta (ANTARA) - Twitter menyatakan akan menerapkan peringatan pada cuitan yang berisi misinformasi atau informasi menyesatkan tentang vaksin COVID-19, sekaligus menegakkan ketentuan yang bisa membuat pengguna dilarang secara permanen karena pelanggaran berulang.
Kepala Kebijakan Publik Twitter Inggris Raya, Katy Minshall, mengatakan bahwa pihaknya menyadari peran perusahaan dalam memberikan informasi kesehatan yang kredibel kepada masyarakat luas.
“Kami terus bekerja dengan otoritas kesehatan di seluruh dunia--termasuk (layanan kesehatan Inggris)--untuk memastikan akses visibilitas yang tinggi ke informasi kesehatan masyarakat yang terpercaya dan akurat pada layanan kami, termasuk tentang vaksin COVID-19,” kata dia dikutip dari Reuters, Selasa.
"Hari ini kami akan mulai memberikan label kepada cuitan yang mungkin berisi informasi menyesatkan tentang vaksin COVID-19, selain upaya berkelanjutan kami untuk menghapus informasi menyesatkan COVID-19 yang paling berbahaya dari layanan," sambung Katy.
Twitter mulai mempromosikan informasi mengenai kesehatan masyarakat sebelum COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi global. Hal tersebut juga bertujuan untuk menghapus konten yang terbukti salah atau menyesatkan tentang virus berbahaya itu.
Sejak memperkenalkan panduan mengenai COVID-19, mereka mengatakan telah menghapus lebih dari 8.400 cuitan dan menegur 11,5 juta akun.
Dia mengatakan pendekatan dibangun di atas pengoperasian yang sudah ada untuk menjaga dari klaim palsu tentang keamanan dan keefektifan inokulasi.
Berita Terkait
Twitter kembangkan metode unggah video cepat Android
Kamis, 17 Maret 2022 14:02
Twitter merilis fitur bantu pengguna tandai cuitan disinformasi
Selasa, 18 Januari 2022 9:42
Ganda putri Greysia-Apriani terpopuler di Twitter Indonesia
Jumat, 10 Desember 2021 16:31
Kesehatan mental tak lagi tabu di medsos
Sabtu, 9 Oktober 2021 15:38
Striker Inter Lukaku lontarkan pujian kepada Jesse Lingard via Twitter
Selasa, 6 April 2021 14:50
Twitter meluncurkan program cek fakta Birdwatch
Selasa, 26 Januari 2021 8:48
Twitter cabut pembatasan sementara akun vaksin COVID-19 Rusia
Jumat, 15 Januari 2021 6:35
Setelah rusuh Capitol, Pelosi minta Presiden Trump mundur
Sabtu, 9 Januari 2021 12:14