BNI mencatatkan pertumbuhan transaksi BNI Mobile 33,2 persen Maret 2021
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat penggunaan transaksi digital melalui BNI Mobile Banking mencapai Rp138 triliun atau tumbuh 33,2 persen pada Maret 2021 dibandingkan periode sama tahun 2020 sebesar Rp103 triliun.
Direktur IT dan Operasi BNI Bapak YB Hariantono di Jakarta, Senin mengatakan peningkatan transaksi digital ini didukung oleh perubahan perilaku transaksi masyarakat akibat adanya pandemi COVID-19.
"Pandemi COVID-19 telah mengakselerasi perubahan perilaku masyarakat untuk mengalihkan transaksinya dari cabang dan channel konvensional seperti ATM kepada layanan digital," katanya.
Ia menjelaskan peningkatan pengguna maupun transaksi digital melalui fasilitas perbankan bagi nasabah ritel ini juga terjadi seiring dengan makin tingginya kepercayaan masyarakat atas layanan tersebut.
Hingga triwulan tahun 2021, jumlah pengguna layanan digital itu mencapai 8,56 juta atau tumbuh 58,4 persen dibandingkan triwulan I-2020 sebesar 5,41 juta nasabah.
Sementara itu, jumlah transaksi yang dilakukan melalui BNI Mobile Banking mencapai 95 juta pada triwulan I-2021 atau meningkat 50,4 persen dari periode sama tahun lalu sebanyak 63 juta transaksi.
Ia menambahkan tingginya animo pengguna BNI Mobile Banking ikut disebabkan oleh berbagai fitur baru yang diluncurkan untuk memperkuat dan melengkapi layanan lain didalamnya.
Layanan itu antara lain Biometric Login, pembukaan rekening secara digital dengan fitur pengenalan wajah atau face recognition, peminjaman dana, pengelolaan tagihan kartu kredit, pengembangan e-wallet hingga pengembangan QR payment.
"Inovasi fitur ini mendapatkan apresiasi dari penggunanya tercermin dari meningkatnya rating aplikasi BNI Mobile Banking di Android Play Store dari 3,6 di Agustus 2020 menjadi 4,9 di Maret 2021," kata Hariantono.
Dalam kesempatan ini, BNI juga mencatat jumlah nasabah cash management pada Maret 2021 mencapai lebih dari 72 ribu, meningkat 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan volume transaksi mencapai Rp968 triliun atau meningkat 22,7 persen.
Pencapaian ini mempertegas inisiatif BNI untuk terus meningkatkan layanan digital tidak hanya kepada nasabah ritel, namun juga kepada nasabah korporasi dan UMKM yang jumlahnya mencapai 83,6 persen dari total kredit yang disalurkan.
BNI juga memastikan investasi berkelanjutan di platform transactional banking akan terus menjadi prioritas, mengingat hampir separuh dari dana murah BNI berasal dari nasabah aktif pengguna BNI Direct.
Selain itu, BNI memastikan kerja sama dengan fintech, e-commerce, serta ekosistem bisnis lainnya melalui Application Programming Interface/ API Digital Service telah berkembang pesat.
Saat ini, BNI telah menyediakan 238 API services, terbanyak diantara bank di Indonesia, dengan jumlah pengguna lebih dari 3.000 klien, meski layanan ini baru berkembang sejak 2018.
Layanan digital ini telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai pemenang Best Overall Developer Portal-Community Prize Nominees pada November 2020 dengan menyisihkan 32 pesaing dari berbagai korporasi global.
Direktur IT dan Operasi BNI Bapak YB Hariantono di Jakarta, Senin mengatakan peningkatan transaksi digital ini didukung oleh perubahan perilaku transaksi masyarakat akibat adanya pandemi COVID-19.
"Pandemi COVID-19 telah mengakselerasi perubahan perilaku masyarakat untuk mengalihkan transaksinya dari cabang dan channel konvensional seperti ATM kepada layanan digital," katanya.
Ia menjelaskan peningkatan pengguna maupun transaksi digital melalui fasilitas perbankan bagi nasabah ritel ini juga terjadi seiring dengan makin tingginya kepercayaan masyarakat atas layanan tersebut.
Hingga triwulan tahun 2021, jumlah pengguna layanan digital itu mencapai 8,56 juta atau tumbuh 58,4 persen dibandingkan triwulan I-2020 sebesar 5,41 juta nasabah.
Sementara itu, jumlah transaksi yang dilakukan melalui BNI Mobile Banking mencapai 95 juta pada triwulan I-2021 atau meningkat 50,4 persen dari periode sama tahun lalu sebanyak 63 juta transaksi.
Ia menambahkan tingginya animo pengguna BNI Mobile Banking ikut disebabkan oleh berbagai fitur baru yang diluncurkan untuk memperkuat dan melengkapi layanan lain didalamnya.
Layanan itu antara lain Biometric Login, pembukaan rekening secara digital dengan fitur pengenalan wajah atau face recognition, peminjaman dana, pengelolaan tagihan kartu kredit, pengembangan e-wallet hingga pengembangan QR payment.
"Inovasi fitur ini mendapatkan apresiasi dari penggunanya tercermin dari meningkatnya rating aplikasi BNI Mobile Banking di Android Play Store dari 3,6 di Agustus 2020 menjadi 4,9 di Maret 2021," kata Hariantono.
Dalam kesempatan ini, BNI juga mencatat jumlah nasabah cash management pada Maret 2021 mencapai lebih dari 72 ribu, meningkat 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan volume transaksi mencapai Rp968 triliun atau meningkat 22,7 persen.
Pencapaian ini mempertegas inisiatif BNI untuk terus meningkatkan layanan digital tidak hanya kepada nasabah ritel, namun juga kepada nasabah korporasi dan UMKM yang jumlahnya mencapai 83,6 persen dari total kredit yang disalurkan.
BNI juga memastikan investasi berkelanjutan di platform transactional banking akan terus menjadi prioritas, mengingat hampir separuh dari dana murah BNI berasal dari nasabah aktif pengguna BNI Direct.
Selain itu, BNI memastikan kerja sama dengan fintech, e-commerce, serta ekosistem bisnis lainnya melalui Application Programming Interface/ API Digital Service telah berkembang pesat.
Saat ini, BNI telah menyediakan 238 API services, terbanyak diantara bank di Indonesia, dengan jumlah pengguna lebih dari 3.000 klien, meski layanan ini baru berkembang sejak 2018.
Layanan digital ini telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai pemenang Best Overall Developer Portal-Community Prize Nominees pada November 2020 dengan menyisihkan 32 pesaing dari berbagai korporasi global.