Jakarta (ANTARA) - Panitia Pengawas dan Pengarah Pekan Olahraga Nasional (Panwasrah PON) Papua mengingatkan kapasitas maksimal arena pertandingan adalah 25 persen, sebagaimana arahan yang sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo lewat rapat koordinasi di Jakarta.
Informasi ini disampaikan Ketua Panwasrah PON Papua Mayjen TNI (Purn) Dr.Suwarno lewat diskusi virtual di Jakarta, Kamis, dan menjelaskan persentase itu dihitung dari seluruh orang yang berada dalam arena termasuk atlet, ofisial, juri, dan tenaga pendukung lainnya.
"Presiden sudah menjelaskan maksimal 25 persen. Kalau di arena ada atlet, panitia, dan lainnya itu termasuk dihitung. Jadi untuk jumlah penonton tidak bisa dipastikan," kata Suwarno.
Dari penjelasan ini, maka bisa dipastikan jumlah penonton yang dibolehkan hadir pada setiap lokasi akan berbeda. Sementara bagi warga yang ingin menonton, diwajibkan menjalani uji suhu tubuh dan panitia akan melakukan "sampling" secara acak memakai metode tes antigen.
"Pokoknya kapasitas arena, baik di dalam maupun luar ruangan, adalah 25 persen. Jumlah penonton juga akan sangat tergantung situasi perkembangan COVID," sebut Suwarno.
Keputusan jumlah kapasitas arena ini juga melalui pertimbangan angka vaksinasi warga di area sekitar arena pertandingan dari empat klaster yaitu Kabupaten dan Kota Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke.
Menurut Suwarno, syarat pemerintah pusat agar PON bisa dihadiri penonton adalah tingkat vaksinasi mencapai 70 persen. Namun sampai hari ini di lapangan baru tercapai angka sekitar 60 persen.
"Kami akui perkembangan ke depannya juga tidak mudah karena ada beberapa wilayah yang warganya jauh dari pusat kota dan aksesnya jauh. Di Jayapura (vaksinasi) sudah tinggi karena mayoritas warganya di perkotaan. Dari kondisi ini diputuskanlah angka kapasitas maksimal tadi," kata Suwarno.
Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto menyebutkan vaksinasi pertama di empat klaster sudah 56 persen, dan dosis kedua mencapai 35 persen.
"Masyarakat yang boleh menonton juga dibatasi hanya bagi mereka yang sudah menerima vaksin dosis satu atau kedua," tutup Airlangga.