Timika (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, menyalurkan bantuan bahan kebutuhan pokok untuk para korban yang rumahnya rusak dan hilang akibat diterjang banjir rob dan ombak setinggi tiga hingga empat meter pada tiga kampung.
Kepala BPBD Mimika Yosias Lossu di Timika, Minggu mengatakan bantuan tersebut sudah dibawa ke Distrik Amar, Kawar dan Manuare, sejak Sabtu (8/1) bersamaan dengan bantuan beras sebanyak 3 ton dari Kementerian Sosial RI.
"Tadi pagi kami baru kembali dari Amar untuk membawa bantuan. Selain beras dari Kemensos, kami dari BPBD menyalurkan bahan pokok yang lain, seperti gula, kopi, mi instan, ikan kaleng, minyak goreng, sabun mandi, air mineral dan lainnya," katanya.
Menurut dia, bangunan rumah masyarakat yang rusak parah (hilang tersapu banjir) di tiga kampung di Distrik Amar terdapat tiga unit dan beberapa lainnya mengalami rusak ringan.
Terdapat 16 kepala keluarga yang terdampak langsung akibat banjir rob dan ombak tinggi yang melanda perkampungan itu pada Kamis (6/1) lalu.
Selain di Amar, bantuan beras dari Kemensos juga disalurkan kepada warga korban banjir rob di Atuka, Ibu Kota Distrik Mimika Tengah. Terdapat 11 rumah warga Atuka yang rusak akibat bencana banjir rob pada Kamis (16/1) lalu tersebut.
"Berdasarkan laporan yang kami terima, ada satu unit rumah di Kokonao juga rusak akibat banjir rob, hanya saja rumah itu sudah tidak lagi dihuni oleh warga," kata Yosias.
Ia menambahkan, untuk melakukan mitigasi guna mencegah banjir rob di Distrik Amar agak sulit dilakukan mengingat kampung itu langsung berhadapan dengan laut lepas, yaitu Laut Arafura.
"Kampung Amar dan beberapa kampung di wilayah pesisir Mimika itu langsung berhadapan dengan laut lepas, sehingga saat terjadi pasang tinggi disertai dengan ombak tinggi, maka sudah pasti rumah-rumah warga yang ada di pinggir pantai akan tersapu ombak," ujarnya.
Untuk jangka panjang, katanya, dibutuhkan upaya serius dari Pemkab Mimika didukung pihak-pihak terkait lainnya untuk dapat mencegah banjir rob dan ombak tinggi masuk sampai ke semua perkampungan di wilayah pesisir Mimika.
"Mungkin yang bisa dilakukan, yaitu membuat semacam talut pemecah ombak di pinggir kampung-kampung itu untuk mengurangi dampak banjir rob dan ombak tinggi masuk sampai di kampung. Tentu ini membutuhkan biaya yang sangat mahal, miliaran rupiah," katanya.
Berita Terkait
BPBD Mimika siapkan dokumen siaga antisipasi bencana
Selasa, 30 Juli 2024 18:15
BPBD Mimika: Tujuh orang meninggal korban longsor Tembagapura
Senin, 15 Juli 2024 1:47
Lanud Timika apresiasi BPBD Mimika kesiapsiagaan cegah bencana
Kamis, 2 Mei 2024 13:39
BNPB: Sampah sumber awal terjadi bencana alam
Selasa, 30 April 2024 12:38
BPBD imbau warga Mimika antisipasi kebakaran saat musim panas
Kamis, 28 Maret 2024 23:38
BPBD Mimika siagakan tujuh mobil pemadam mengatasi kebakaran lahan
Selasa, 19 September 2023 10:42
BPBD Mimika imbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan saat hujan
Selasa, 12 September 2023 11:17
BPBD sebut Mimika tak berpotensi mengalami dampak El Nino
Rabu, 2 Agustus 2023 2:45