Wamena (ANTARA) - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan mengajak masyarakat melindungi para guru dari tindakan kekerasan supaya mereka bisa melaksanakan pengabdian secara optimal bagi kemajuan pendidikan di daerah itu.
"Kami mengharapkan guru harus bertugas nyaman untuk mendidik. Agar itu terwujud, semua pihak punya kewajiban melindungi guru," kata Ketua PGRI Jayawijaya Heri Himan di Wamena, Jumat (2/12).
Ia mengharapkan kekerasan yang menimpa guru di daerah tersebut pada masa lalu hendaknya tidak terulang pada masa mendatang.
Ia menyatakan kesiapan PGRI setempat berbenah dalam rangka mendukung kemajuan Indonesia di daerah itu dengan langkah awal menghidupkan PGRI Jayawijaya yang vakum 12 tahun.
"Kami mengharapkan ke depan guru di Jayawijaya punya komitmen sehingga guru bangkit, pulihkan pendidikan supaya Indonesia kuat, Indonesia maju," katanya.
Saat ini, pihaknya masih mendata guru di daerah itu sehingga belum mengetahui pasti jumlah anggota PGRI setempat.
"Itu termasuk berapa guru yayasan, negeri, guru honorer yang berprofesi mengajar, mendidik," katanya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang selalu memberikan perhatian kepada mereka.
Dengan terbentuk kepengurusan PGRI kabupaten itu, katanya, mereka nantinya mengakomodasi semua persoalan yang dihadapi guru untuk dicarikan solusi terbaik.
"Namun kami mendambakan kalau bisa masalah guru seperti perumahan, faktor transportasi bagi guru dan juga mungkin ada tunjangan-tunjangan perlu didukung," katanya.
Ia memastikan program prioritas PGRI pendataan guru serta upaya meningkatkan disiplin mereka dalam bertugas di daerah masing-masing.
"Kami akan menertibkan kartu anggota sebagai peserta PGRI, setelah itu baru kegiatan lainnya akan disusun," katanya.
PGRI Jayawijaya memprediksi pada 2025 terjadi kekurangan guru sebab banyak mereka yang pensiun sehingga perlu diantisipasi pemerintah.