Jayapura (ANTARA) - Pakar Sosiologi Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua Prof Dr Avelinus Lefaan menilai buku "Membuka Ruang, Membangun Dialog" merupakan langkah yang awet untuk menyelesaikan persoalan di Bumi Cenderawasih tersebut.
"Semua persoalan yang ada di Papua bisa diselesaikan dengan buku ini, artinya buku ini sudah menawarkan kepada kami bahwa langkah-langkah untuk penyelesaian konflik yang hingga kini masih terjadi di Papua," katanya di Jayapura, Selasa.
Dia mengatakan itu saat peluncuran buku "Membuka Ruang Membangun Dialog" yang ditulis oleh Kepala Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramandey dan Tim Pemantauan dan Negosiasi di Papua.
Menurut Lefaan, dalam buku tersebut memuat informasi atau narasi-narasi dari pihak-pihak yang bertentangan dengan Ideologi Pancasila sehingga apa yang dikerjakan oleh tim pemantauan merupakan sebuah pekerjaan kemanusiaan.
"Kesimpulannya bahwa semua pihak, baik pro maupun kontra harus mempunyai komitmen untuk untuk saling percaya tidak boleh membawa paradigma masing-masing untuk menyelesaikan konflik di Papua," ujarnya.
Namun, yang terpenting ialah unsur kepercayaan dan keterbukaan yang utama, karena semua pihak harus mempunyai komitmen ingin menyelesaikan persoalan politik di Papua.
"Harus terbuka dalam artian paradigma setiap kelompok tidak boleh mempertahankan kelompoknya sendiri tetapi harus terbuka dan jujur mengatakan bahwa ini masalahnya kalau semua jujur maka persoalan Papua akan diselesaikan dengan baik," katanya.
Dia menambahkan oleh sebab itu identitas baik kelompok maupun pribadi dalam penyelesaian konflik di Papua harus segera ditinggalkan dan unsur-unsur kemanusiaan (dimensi sosial) harus dibangkitkan.
Dia mengatakan bahwa Papua membutuhkan orang-orang yang cerdas tetapi orang-orang yang juga manusiawi. Selain itu, Papua membutuhkan kehidupan kapitalis tetapi di bawahnya ada sosialis.
"Oleh sebab itu kami mengharapkan mereka yang ditunjuk dalam menyelesaikan persoalan di Papua harus benar-benar dimensi sosialnya sangat diutamakan dan menempatkan kepercayaan menjadi tujuan penyelesaian konflik," ujarnya.
Dia berpendapat langkah yang dilakukan oleh Tim Pemantauan dan Negosiasi di Papua merupakan metode yang tepat yang bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah di Tanah Papua sehingga tidak perlu mencari metode yang lain karena metode ini sudah membuktikan.
"Bahwa mereka sudah mendapatkan data yang akurat oleh sebab itu metode ini dipakai untuk bagaimana penyelesaian konflik di Papua," katanya.
Selain itu, tim pemantauan juga sudah sukses mendapatkan data dari pihak-pihak yang kontra terhadap negara sehingga ada keinginan baik untuk penyelesaian masalah di Papua secara damai.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Buku "Membuka Ruang Membangun Dialog" selesaikan konflik Papua
Berita Terkait
Pemkot Jayapura pasang Bendera Merah Putih di sepanjang Jalan Holtekamp
Selasa, 30 April 2024 14:14
Polisi Jayapura harapkan orang tua tingkatkan pengawasan ke anak
Selasa, 30 April 2024 11:30
Polres Jayapura imbau masyarakat OAP Nimboran ciptakan rasa aman
Selasa, 30 April 2024 11:29
Pelindo: Perluasan Pelabuhan Jayapura wujudkan gunakan garbarata
Selasa, 30 April 2024 8:20
Dinkes Jayapura harap Posyandu Prima beri layanan berkesinambungan
Senin, 29 April 2024 18:15
Disdik Jayapura harap seni budaya dapat melestarikan minat siswa
Senin, 29 April 2024 17:44
Sekda Jayapura donasikan 50 buku tingkatkan literasi generasi muda Papua
Senin, 29 April 2024 17:42
Penjabat Wali Kota Jayapura lepas 320 jamaah calon haji
Senin, 29 April 2024 15:24