Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat hingga saat ini angka kasus malaria di daerah tersebut mencapai lebih dari 100 ribu kasus.
Kepala Balai Pencegahan dan Pengendalian HIV, Tuberkulosis, dan Malaria Dinas Kesehatan Papua Beeri Wopari di Jayapura, Rabu, mengatakan tren angka malaria di daerah ini setiap tahun mengalami peningkatan sebab pihaknya terus membuka layanan secara luas.
"Dengan demikian maka kasus malaria banyak ditemukan selain itu pelayanan kesehatan tidak hanya kepada pasien dewasa tetapi juga bagi ibu dan anak," katanya.
Dia mengatakan penemuan kasus malaria juga dilakukan petugas kesehatan di lapangan melalui kegiatan kegiatan yang bersifat massal.
"Tren kasus yang meningkat ini juga harus sejalan dengan akses pengobatan, jadi seberapa kasus malaria yang kami dapatkan harus terakses hingga ke pengobatan," ujarnya.
Dia menjelaskan kendala pengobatan terkait dengan kepatuhan minum obat, sosialisasi tentang manfaat obat, dan layanan kesehatan yang belum optimal, seperti ketersediaan obat di puskesmas, khususnya di daerah yang jauh, sehingga harus dirujuk untuk pengambilan obat di Kota Jayapura.
"Faktor ini yang membuat cakupan pengobatan malaria di Papua masih di bawah standar yang seharusnya di atas 90 persen artinya semua kasus baru yang ditemukan mereka semua harus terakses dengan obat dan harus sembuh," katanya.
Dia mengatakan untuk menyelesaikan permasalahan ini perlu dukungan semua pihak, terutama terkait dengan pengobatan.
"Jadi seharusnya ada orang yang selalu mengingatkan pasien untuk minum obat sesuai aturan supaya cakupan pengobatan lebih baik seperti dari keluarga atau kader malaria," ujarnya.
Dia mengatakan angka kasus malaria yang tertinggi di Papua ialah Kota Jayapura di mana berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Jayapura hingga September 2024 tercatat 37.784 kasus.