Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Biak Numfor, Papua, pada 2025 maksimalkan layanan Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) sebagai gerakan gotong royong untuk berpartisipasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di kampung-kampung.
"Bapak asuh dan ibu asuh stunting untuk memperhatikan pada fase 1.000 hari pertama kehidupan balita supaya tumbuh kembang sehat dan tidak stunting," sebut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Biak Numfor Johanna Nap di Biak, Kamis.
Dia mengakui edukasi dan sosialisasi terhadap keberadaan bapak dan ibu stunting terus disampaikan kepada masyarakat di 257 kampung dan 14 kelurahan serta 19 distrik.
Salah satu edukasi untuk mencegah stunting, lanjut dia, lewat BAAS tentang dampak perkawinan di usia muda.
Johanna mengatakan untuk pencegahan stunting dapat dimulai sedini mungkin atau sebelum perempuan melakukan pernikahan.
Bimbingan pranikah perempuan, lanjut dia, disediakan dengan program pendampingan calon pengantin hingga mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan.
"Tujuan dari pendampingan dan pemeriksaan kesehatan supaya perempuan yang ingin menikah benar-benar siap dan mampu mengetahui tata cara pencegahan stunting," ujarnya.
Salah satu BAAS Biak Susanto P berkomitmen untuk memberikan bantuan makanan sehat bergizi untuk anak risiko stunting atau ibu menyusui.
"Sebagai warga Biak Numfor saya berkomitmen ikut membantu pemerintah daerah dalam mengatasi stunting anak," katanya.
Selama tahun 2024 Pemkab Biak Numfor telah mengukuhkan sebanyak 20 BAAS terdiri komandan satuan TNI/Polri, pejabat daerah, camat dan pelaku usaha.
Berdasarkan data kasus stunting Biak pada 2024 sebesar 7,15 persen masih berada di bawah nasional.