Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan mendorong pembangunan rumah ibadah bagi warga di Hepuba.
Bupati Jayawijaya Atenius Murib dalam keterangan tertulis di Wamena, Senin, mengatakan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Pos Pekabaran Injil (PI) Hepuba sebagai tanda keseriusan, kesiapan, dan wujud kerinduan warga jemaat di sini untuk memiliki rumah ibadah sendiri.
“Tentu rumah ibadah ini akan lebih baik dari sebelumnya dan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan kerohanian warga jemaat Pos PI Hepuba,” katanya usai peletakan batu pertama pembangunan Gereja Pos PI Hepuba.
Menurut Bupati Atenius, momen peletakan batu pertama ini bertepatan dengan hari masuknya Injil ke “Lembahh Baliem” 71 tahun lalu.
“Semoga momen ini menjadi waktu dan kesempatan bagi seluruh warga Gereja di Lembah Baliem untuk mengevaluasi diri, apakah Lembah Baliem sudah benar-benar mencapai hasil yang dicita-citakan oleh para misionaris,” ujarnya.
Dia menjelaskan, peletakan batu pertama saat ini merupakan salah satu simbol harapan jemaat untuk memiliki satu bangunan Gedung Gereja yang representatif.
“Maknanya adalah kebersamaan, persaudaraan dan solidaritas. Makna ini sungguh sangat positif ketika orang-orang yang mempunyai niat tulus untuk membangun rumah Tuhan, sebagai wadah berhimpun jemaat Kristen untuk memuji dan memuliakan Tuhan,” katanya.
Dia menambahkan, dengan adanya Gedung Gereja yang baru maka dapat semakin mengoptimalkan peran Gereja sebagai sarana pembinaan umat sehingga merasa bertanggung jawab atas pembangunan ini dan turut membenamkan diri dalam persaudaraan sejati guna menyelesaikan keseluruhan bangunan ini.
“Kami mengajak seluruh jemaat Pos PI Hepuba untuk bekerja sama membantu panitia pembangunan dalam menyukseskan proses pembangunan rumah ibadah hingga selesainya nanti. Karena kesuksesan adalah usaha bersama dan milik bersama, yang diawali dengan kesatuan pribadi-pribadi jemaat,” ujarnya.
Dia mengajak warga gereja untuk tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu menyesatkan yang dapat menghancurkan kebersamaan.
“Perbedaan pendapat jangan menjadi alasan untuk tidak harmonis sehingga kami berharap agar kiranya dalam pembangunan gedung gereja ini kebersamaan hidup jemaat harus lebih dikedepankan,” katanya.