Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Provinsi Papua akan menggelar Festival Sejuta Hiloy dan Sejuta Cerita Sentani, di Kampung Putali, Distrik Ebungfauw sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya daerah itu.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jayapura Fredrik Modouw di Sentani, Senin, mengatakan festival ini merupakan perayaan budaya pertama yang menampilkan hiloy (garpu khas suku Sentani), sebagai simbol identitas dan jati diri masyarakat adat Sentani.
"Hiloy bukan hanya alat makan, tetapi warisan budaya leluhur yang sarat makna, kami ingin generasi muda menyadari nilai yang melekat pada setiap cabangnya," katanya.
Menurut Fredrik, hiloy dibuat secara tradisional dari kayu pilihan, memiliki tiga cabang yang melambangkan hubungan harmonis antara manusia, alamat dan sang pencipta dalam filosofi masyarakat Sentani.
"Selama ini, hiloy atau garpu khas Sentani digunakan dalam keseharian warga untuk mengambil papeda (makanan khas Papua) dan lauk secara bersamaan lebih dari itu alat makan ini mencerminkan kebersamaan dalam rumah tangga dan upacara adat," ujarnya.
Dia menjelaskan, Festival Sejuta Hiloy ini akan dilaksanakan pada 19-21 Juni 2025 dengan tema 'Sejuta Hiloy, Sejuta Cerita Sentani' dengan target menghadirkan ribuan buah hiloy dari berbagai kampung di sekitar Danau Sentani.
"Masyarakat adat, tokoh agama, dan pemerintah kampung di wilayah pemerintahan Distrik Ebungfauw telah berkomitmen dan bersatu menyukseskan festival ya h sekaligus menjadi sarana edukasi budaya bagi generasi muda dan wisatawan," katanya lagi.
Dia menambahkan, ia berharap festival ini tidak berhenti sebagai tontonan, tetapi menginspirasi kesadaran kolektif untuk menggunakan, menghormati dan membanggakan hiloy sebagai simbol budaya suku Sentani.
"Melalui Festival Sejuta Hiloy, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa budaya Papua itu hidup, dinamis dan mampu menjadi jembatan antar generasi," ujarnya lagi.