Brigadir Jenderal TNI Benidictus Suardiyanto, di Biak, yang mengawasi langsung proses seleksi itu, menyatakan, langkah merekrut putera-putera asli Papua merupakan kebijakan percepatan akselarasi pembangunan SDM melalui Markas Besar TNI.
"Para siswa Papua yang mengikuti seleksi menjadi calon perwira TNI melalui pendidikan Akademi Angkatan Darat, Akademi Angkatan Laut, dan Akademi Angkatan Udara masih menunggu keputusan panitia seleksi akhir daerah," kata Suardiyanto.
Minat remaja Papua menjadi personel TNI melalui pendidikan di Akademi TNI, kata dia, melonjak signifikan kali ini. Seleksi pendahuluan di Papua diadakan di tiga tempat, yaitu Biak, Jayapura, dan Sorong di Papua Barat. Penentuan ketiga lokasi itu mempertimbangkan kondisi geografis Papua yang sangat luas, sekitar 3,5 kali Pulau Jawa.
Dari 100 pelamar, cuma 38 yang dinyatakan bisa menempuh babak penentuan akhir sebelum diberangkatkan ke kampus Akademi Militer TNI AD, untuk kemudian menempuh tahap pendidikan Chandra Dimuka pada tahun pertama pendidikan di lingkungan Akademi TNI itu.
"Peningkatan data peserta seleksi khusus putera Papua menjadi calon perwira TNI sangat membanggakan Mabes TNI, karena peluang ini sangat terbuka buat semua penduduk asli Papua," kata dia.
"Peningkatan data peserta seleksi khusus putera Papua menjadi calon perwira TNI sangat membanggakan Mabes TNI, karena peluang ini sangat terbuka buat semua penduduk asli Papua," kata dia.
Sidang penentuan akhir seleksi calon pendidikan perwira TNI khusus putra daerah berlangsung sejak 29 April hingga 2 Mei 2013, juga di tiga lokasi yang sama, Biak, Jayapura, dan Sorong, Provinsi Papua Barat.
(M039/2013)