Jayapura (ANTARA News) - Kepolisian sektor Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua tengah mengejar sembilan orang lainnya yang diduga melakukan tindakan pemerkosaan secara beramai-ramai kepada SS (45), di belakang Kompleks Rusunawa Dok IX, pada Minggu (23/3) malam.
"Dari 10 orang pelaku, satu diantaranya berinsial JF berhasil dibekuk oleh satuan Reskrim Polsek Jayapura Utara diback Up Timsus Polda Papua. Sembilan orang lainnya masih dikejar," kata Kapolsek Jayapura Utara AKP Daniel Pangala yang didampingi Kanit Reskrim Ipda Jahja Rumra di Jayapura, Selasa.
Ia mengatakan terungkapnya kasus itu setelah korban melapor ke Polsek Jayapura Utara pada Senin subuh sekitar pukul 03.00 Wit.
"Ketika mendapat laporan itu, anggota langsung mendatangi lokasi tempat pemerkosaan dan berhasil menangkap satu pelaku berinsial JF di rumahnya yang hendak melarikan diri melalui atap rumah," katanya.
Kasus itu bermula dari perkenalan SS dengan JF di atas kapal penumpang setelah menempuh perjalanan dari Wasior tujuan Kota Jayapura pada Sabtu (22/3) pekan kemarin.
Dan setibanya di Kota Jayapura, kata Kapolsek, mereka sepakat untuk bertemu kembali pada Minggu sore. "Dan pelaku pun menjemput korban di terminal Entrop. Mereka ini sebelumnya sempat bertukar nomor HP sewaktu ketemua di atas kapal tadi," katanya.
Lalu, pelaku JF membawa korban SS berkeliling-keliling Kota Jayapura dan akhirnya menaruh korban di Hotel Paldam. "Kemudian, sekitar pukul 19.00 Wit, pelaku menjemput korban di hotel itu, lalu membawa korban ditempat kost-nya pelaku dibelakang Rusunawa Pasar Inpres Dok IX Distrik Jayapura Utara," katanya.
Ditempat kost tersebut, sudah ada sembilan orang pria yang masih bujang yang telah menunggu kemudian memperkosa korban secara bergiliran. "Jadi korban diperkosa 10 pria. Kemudian korban melarikan diri dan melaporkan peristiwa itu kepada anggota di Polsek Jayapura Utara," katanya.
Saat ini, kata Kapolsek, pihaknya sudah menangkap pelaku JF, semenatar sembilan orang lainnya masih dikejar. "Adapun ke sembilan pria itu antara lain berinsial A, AT, OK. Lainnya masih di selidiki. Mereka itu awalnya mengaku sebagai Intel Batalyon namun setelah ditelusuri ternyata gadungan dan hanya berprofesi sebagai buruh bangunan," katanya.