Jakarta (ANTARA News) - Seorang prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama tertembak dalam kontak senjata dengan kelompok sipil bersenjata di wilayah perbatasan Skouw, Papua, dan Wutung (Papua Nugini), Selasa.
Hingga berita ini dilaporkan per telepon dari Jayapura, belum diketahui identitas prajurit TNI yang tertembak dan bagaimana kondisi terakhir korban tersebut dalam kontak senjata saat pagar perbatasan itu akan dibuka kembali untuk umum.
Perbatasan Skouw-Wutung ditutup sejak 5 April lalu menyusul kasus penembakan dari kelompok sipil bersenjata yang melukai petugas kepolisian.
Hingga berita ini disiarkan, kontak senjata masih berlangsung antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata.
Konsul RI di Vanimo, Papua Nugini, Jahar Gultom, dalam keterangannya di Jakarta pada Senin (12/5) menyatakan pemerintah Indonesia dan Papua Nugini sepakat membuka kembali daerah perbatasan Skouw-Wutung yang sempat ditutup bagi para pelintas batas menyusul terjadinya penyerangan kelompok sipil bersenjata di Skouw, Papua.
Kesepakatan untuk membuka kembali pagar perbatasan Skouw-Wutung yang menjadi kepentingan warga kedua negara baik secara ekonomi maupun sosial dan budaya itu dicapai pada pertemuan bilateral yang berlangsung di Bali pada 8-9 Mei lalu.
"Dalam kondisi normal, pintu perbatasan dibuka tiga kali seminggu, yakni pada Selasa, Kamis dan Sabtu. Jumlah warga yang memasuki wilayah kita dari Papua Nugini bisa mencapai ratusan orang," kata Gultom.
Para prajurit TNI dari Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama yang berada di bawah komando Korem 101/Antasari, Kodam VI/Tanjungpura, dan berkedudukan di Banjarmasin, Kalsel, sejak beberapa waktu terakhir ini dikerahkan untuk membantu menjaga keamanan di perbatasan RI-Papua Nugini.