Timika (Antara Papua) - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Perkebunan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, menyatakan bahwa kampung-kampung di wilayah dataran tinggi seperti di Distrik Tembagapura, Hoeya dan Jila sangat cocok untuk pengembangan dan budi daya kopi jenis arabika.
Kepala Seksi Pengembangan Produksi Perkebunan pada Distan Mimika Bernard Ansaka di Timika, mengatakan, budi daya kopi jenis arabika di wilayah dataran tinggi Mimika sangat cocok dengan iklim di kawasan itu yang dingin dengan curah hujan yang sangat tinggi.
Sejak 2010 hingga 2014, katanya, Distan Mimika telah melakukan penanaman dan perawatan kopi jenis arabika di Kampung Opitawak, Aroanop dan Jagamin, Distrik Tembagapura.
Pada 2010, luas lahan penanaman kopi di Opitawak dan Aroanop masing-masing 10 hektare. Sebagian tanaman kopi tersebut sudah mulai berbuah dan dipanen warga setempat.
Selanjutnya pada 2014, Distan Mimika kembali memperluas area penanaman kopi di lembah Aroanop yakni di Kampung Ombani I dan II, Bibilawak serta Kampung Tsinga.
"Tanaman kopi di Aroanop sudah mulai diproduksi oleh masyarakat setempat. Meskipun hasilnya belum maksimal, tapi panenan kopi dari Aroanop dijual ke Koperasi `Kopi Amungme Gold`. Tentu ini sangat membantu masyarakat setempat," ujarnya.
Selain melibatkan Distan, pengembangan tanaman kopi di kampung-kampung dataran tinggi Mimika sekitar area pertambangan juga dilakukan oleh bagian pengembangan masyarakat PT Freeport Indonesia.
Bernard mengatakan kendala utama dalam program pemberdayaan masyarakat di wilayah dataran tinggi Mimika yaitu minimnya sarana transportasi.
Untuk dapat menjangkau kampung-kampung yang terletak di lereng-lereng gunung dengan ketinggian lebih dari 1.400 meter di atas permukaan laut itu harus menggunakan transportasi helikopter.
Adapun sarana transportasi lain seperti akses jalan darat maupun pesawat terbang berbadan kecil belum terhubung ke wilayah itu.
PT Freeport kini tengah membangun sebuah lapangan terbang di Anggoinggin, Aroanop dan diharapkan bisa rampung pada akhir 2015.
Lapangan terbang Anggoinggin, Aroanop dengan panjang sekitar 500 meter dan lebar 30 meter itu nantinya diharapkan dapat didarati pesawat jenis pilatus porter atau grand caravan dengan kapasitas penumpang 8-12 orang. (*)