Jayapura (Antara Papua) - Tim DVI Polda Papua kesulitan mengidentifikasi mayoritas korban jatuhnya pesawat Trigana di Oksob, Minggu (16/8), karena kondisi jenazah tidak utuh lagi.
"Tim memang kesulitan mengidentifikasi tujuh dari 10 jenazah yang diperiksa karena kondisi korban yang tidak utuh lagi," kata Kapus Dokkes Polri Brigjen Polisi Arthur Tampi, Jumat, seusai memberikan pengumuman hasil kerja DVI di gedung pertemuan "Tongkonan" di Kotaraja, Kota Jayapura.
Dikatakannya, karena kesulitan itulah maka petugas kemudian mengumpulkan DNA agar dapat mencocokkan dengan korban.
"Pemeriksaan DNA akan dilakukan di Jakarta, karena peralatan yang ada di Jayapura belum memadai," kata Brigjen Pol Tampi.
Menurut perwira tinggi Polri ini, walaupun sulit namun tim DVI masih terus melakukan identifikasi terhadap 48 jenazah dari 54 jenazah yang petinya tiba di RS Bhayangkara.
Hingga kini baru tujuh korban yang berhasil diidentifikasi, dan sudah diserahkan ke keluarganya.
"Mudah-mudahan dapat segera mengidentifikasi korban karena setiap hari ditargetkan 10 jenazah yang diidentifikasi," harap Brigjen Pol Tampi.
Sementara itu, keluarga korban secara terpisah mengucapkan rasa syukur karena tim sudah berhasil mengidentifikasi keluarga yang menjadi korban.
"Puji Tuhan, keluarga kami berhasil diidentifikasi," ungkap keluarga Agustinus Luwanmase. Almarhum Agustinus Luwanmase, satu dari tiga korban yang berhasil diidentifikasi yang diumumkan Kapus Dokkes Mabes Polri, Jumat.
Pesawat Trigana yang dikemudikan Kapten Hasanudin jatuh dan menabrak kawasan pegunungan di Oksob, Pegunungan Bintang hingga menewaskan seluruh penumpang dan crew. (*)**2***